IHSG Berpotensi Lanjutkan Koreksi di Awal Pekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan proses koreksi pada perdagangan pertama pekan ini, yaitu Selasa (19/8/2025). Hari ini menjadi hari pertama IHSG kembali beroperasi setelah libur cuti bersama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Analis sekaligus pendiri Republik Investor, Hendra Wardana, menjelaskan bahwa setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di 8.017, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Penutupan di level 7.898,37 pada Jumat lalu yang diiringi pelemahan sebesar 0,41 persen menjadi indikasi awal bahwa euforia pasar mulai mereda dan tekanan koreksi jangka pendek semakin kuat.
Menurutnya, untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi terus mengalami koreksi menuju area support teknikal, terutama karena adanya aksi ambil untung pasca rally tajam beberapa pekan terakhir. Secara teknikal, IHSG saat ini berada di bawah range resistance kuat antara 7.806 hingga 7.911. Jika tekanan jual berlanjut dan indeks gagal menembus serta bertahan di atas 7.911 dalam dua hari ke depan, maka kemungkinan besar IHSG akan menguji support di kisaran 7.750, bahkan bisa menuju MA20 di 7.580.
Koreksi ini tidak perlu dikhawatirkan, karena justru merupakan bagian dari proses konsolidasi setelah lonjakan cepat ke atas level 8.000. Hendra menjelaskan bahwa penyebab utama koreksi bukan hanya profit taking, tetapi juga ketidakmerataan kontribusi saham terhadap penguatan indeks. Reli IHSG terlalu bergantung pada saham-saham konglomerasi dan teknologi kapitalisasi besar yang sudah dalam kondisi overvalued secara jangka pendek.
Saat saham-saham seperti DCII, DSSA, dan BRPT mulai kehilangan momentum beli, daya dorong indeks secara keseluruhan ikut melemah. Meski begitu, koreksi ini tidak akan terjadi dalam skala besar jika sentimen positif tetap terjaga, seperti stabilnya nilai tukar rupiah, arus dana asing yang masih net inflow, dan potensi window dressing lebih awal menjelang kuartal IV-2025.
Selain itu, pergerakan sektor yang lebih merata dapat membantu IHSG menghindari koreksi yang terlalu dalam. Dalam situasi konsolidasi seperti ini, strategi terbaik adalah tidak mengejar saham-saham yang sudah naik tinggi, tetapi mulai mencermati sektor yang masih berada di fase akumulasi awal.
Fokus bisa diarahkan ke sektor energi, basic materials, dan infrastruktur, yang memiliki dukungan kinerja fundamental serta outlook makro yang positif. Proyek hilirisasi, pembangunan fisik, dan kebutuhan energi masih akan tumbuh hingga akhir tahun.
Beberapa saham yang layak diperhatikan dalam perdagangan pekan ini antara lain:
- TKIM – Harga masih dalam fase teknikal uptrend dan layak dibeli selama bertahan di atas support Rp 7.000. Target harga jangka menengah di kisaran Rp 8.000, dengan potensi kenaikan seiring permintaan industri kertas dan pulp yang stabil.
- ADRO – Saham batu bara yang masih undervalue secara relatif, terutama jika harga batu bara global kembali rebound. Target jangka pendek di Rp 2.000, dengan setop loss ketat di Rp 1.850.
- IMJS – Saham ritel yang menunjukkan pola konsolidasi sehat. Target teknikal berada di Rp 324, dengan area beli ideal di kisaran Rp 285–290 jika terjadi koreksi minor.
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Infomalangraya.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.