IHSG Berpotensi Melanjutkan Koreksi Pada Perdagangan Pertama Pekan Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan koreksi pada perdagangan pertama pekan ini, Selasa (19/8/2025). Hari ini menjadi hari pertama IHSG kembali diperdagangkan setelah libur cuti bersama dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada Senin (18/8/2025).
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menyatakan bahwa setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di 8.017, IHSG menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Penutupan di level 7.898,37 pada Jumat lalu yang diiringi pelemahan 0,41 persen menjadi indikasi bahwa euforia pasar mulai mereda dan tekanan koreksi jangka pendek semakin kuat.
“Untuk perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menuju area support teknikal, mengingat aksi ambil untung yang wajar pasca rally tajam selama beberapa pekan terakhir,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Secara teknikal, IHSG saat ini berada di bawah range resistance kuat di 7.806–7.911. Jika tekanan jual terus berlanjut dan indeks gagal kembali menembus serta bertahan di atas 7.911 dalam dua hari ke depan, maka kemungkinan besar IHSG akan menguji support di kisaran 7.750 terlebih dahulu, bahkan bisa menuju MA20 di 7.580.
Hendra menjelaskan bahwa koreksi ini bukan hal yang mengkhawatirkan, karena cenderung sehat sebagai bagian dari proses konsolidasi setelah lonjakan cepat ke atas 8.000. Penyebab utama koreksi bukan hanya profit taking, tetapi juga ketidakmerataan kontribusi saham terhadap penguatan indeks.
Reli IHSG terlalu bergantung pada saham-saham konglomerasi dan teknologi kapitalisasi besar yang sudah dalam kondisi overvalued secara jangka pendek. Ketika saham-saham seperti DCII, DSSA, dan BRPT mulai kehilangan momentum beli, daya dorong indeks secara keseluruhan ikut melemah.
Meski begitu, koreksi ini tidak akan terjadi dalam skala besar jika sentimen positif tetap terjaga. Antara lain stabilnya nilai tukar rupiah, arus dana asing yang masih net inflow, serta potensi window dressing lebih awal menjelang kuartal IV-2025. Selain itu, pergerakan sektor yang lebih merata dapat menopang IHSG dari koreksi yang terlalu dalam.
Dalam situasi konsolidasi seperti ini, strategi terbaik bukan mengejar saham-saham yang sudah naik tinggi, tetapi mulai mencermati sektor yang masih berada di fase akumulasi awal. Fokus bisa diarahkan ke sektor energi, basic materials, dan infrastruktur, yang memiliki dukungan kinerja fundamental serta outlook makro yang positif, terutama karena proyek hilirisasi, pembangunan fisik, dan kebutuhan energi masih akan tumbuh hingga akhir tahun.
Beberapa saham yang bisa diperhatikan untuk perdagangan pekan ini antara lain:
- TKIM – Harga masih dalam fase teknikal uptrend dan layak beli selama bertahan di atas support Rp 7.000. Target harga jangka menengah di kisaran Rp 8.000, dengan potensi kenaikan seiring permintaan industri kertas dan pulp yang stabil.
- ADRO – Saham batu bara yang masih undervalue secara relatif, terutama jika harga batu bara global kembali rebound. Target jangka pendek di Rp 2.000, dengan stop loss ketat di Rp 1.850.
- IMJS – Saham ritel yang menunjukkan pola konsolidasi sehat. Target teknikal berada di Rp 324, dengan area beli ideal di kisaran Rp 285–290 jika terjadi koreksi minor.
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.