Kondisi Industri Telekomunikasi yang Membaik
Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, menyatakan bahwa iklim industri telekomunikasi saat ini mulai membaik. Hal ini memberikan peluang besar bagi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk tumbuh dan meningkatkan kinerjanya. Menurutnya, kondisi tersebut bisa menjadi momentum yang baik bagi perseroan dalam meraih keuntungan, terutama pada kuartal kedua tahun ini.
Henry menyoroti bahwa Telkom telah mencetak laba bersih sebesar Rp 11 triliun dengan margin sebesar 15 persen. Sementara itu, pendapatan konsolidasi perseroan mencapai Rp 73 triliun. Ia menilai, Telkom memiliki keunggulan berupa infrastruktur jaringan yang lengkap serta jumlah pengguna terbesar di Tanah Air. Hal ini memberi daya saing yang kuat bagi perseroan dalam menghadapi kompetitor di pasar telekomunikasi.
Bisnis yang Bisa Digenjot
Henry menilai beberapa bisnis utama Telkom dapat menjadi pendorong pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini. Antara lain, bisnis data center, jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut yang mampu menghubungkan Indonesia dengan berbagai negara. Ia menilai bahwa kapabilitas dan aset yang dimiliki oleh Telkom mampu menarik investasi dari pemain lokal maupun multinasional.
Selain itu, ia melihat potensi perbaikan pendapatan pada semester kedua tahun ini jika didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat. Saat ini, iklim persaingan di industri telekomunikasi juga sudah lebih kondusif. Hal ini terlihat dari kenaikan harga beberapa produk telekomunikasi dari Telkomsel maupun pesaingnya.
Strategi Transformasi yang Dipercepat
Sebelumnya, Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa perseroannya sedang mempercepat eksekusi strategi transformasi guna memperkuat daya saing dengan kompetitor. Ia menilai tantangan industri telekomunikasi yang dinamis harus diiringi dengan strategi yang mendukung lini bisnis perseroan. “Demi memperkuat daya saing dan menciptakan nilai jangka panjang,” ujarnya.
Dian mengakui bahwa bisnis data, internet, dan layanan IT masih menjadi kontributor utama bagi total pendapatan perseroan, yaitu sebesar Rp 42,5 triliun. Selain itu, pendapatan dari lini bisnis network dan layanan telekomunikasi lainnya meningkat sebesar 9,8 persen secara tahunan menjadi Rp 7,5 triliun. Peningkatan ini didorong oleh bisnis solusi pembayaran, jaringan, dan satelit.
Pendapatan Segmen Konsumen dan Digital
Pada segmen consumer (mobile and fixed broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp 53,8 triliun. Sementara itu, bisnis digital tetap menjadi pendorong utama, dengan menyumbang 90,6 persen dari pendapatan seluler. Dian menegaskan bahwa kecepatan dalam mengeksekusi transformasi menjadi kunci untuk memenangkan pasar digital yang sangat kompetitif saat ini.