InfoMalangRaya.com– Produk daging babi yang dijual dalam bentuk bacon dan ham yang dijual di Inggris seharusnya diberikan label peringatan seperti halnya produk tembakau atau rokok karena zat kimia yang terkandung di dalamnya bisa menyebabkan kanker usus, kata para ilmuwan.
Hari Sabtu 25 Oktober 2025 menandai satu dekade sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Oktober 2015 menyatakan daging olahan bersifat karsinogenik bagi manusia, menempatkannya dalam kategori yang sama dengan tembakau dan asbes.
Nitrit adalah zat kimia yang ditambahkan pada daging babi bacon dan ham selama pemrosesan untuk mengawetkan dan memberikan warna merah muda, meskipun bukti ilmiah menunjukkan bahwa zat tersebut berbahaya.
“Ketidakpedulian” terhadap penggunaan zat-zat tersebut di Inggris sejak deklarasi WHO telah mengakibatkan 54.000 warga Inggris terkena kanker usus, yang telah merugikan sistem kesehatan Inggris NHS sebesar £3 miliar, menurut para ahli.
Coalition Against Nitrites dalam sebuah surat berisi peringatan yang ditujukan kepada pemerintah mengatakan sekitar 90-95 persen bacon dan ham yang dijual di Inggris mengandung zat kimia berbahaya itu.
“Konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa WHO menggolongkan daging olahan yang mengandung nitrit seperti bacon dan ham dalam kategori karsinogenik sama dengan tembakau dan asbes,” kata Denis Corpet, profesor emeritus bidang keselamatan pangan dan gizi di Universitas Toulouse dan salah satu dari empat ilmuwan yang mendesak pemerintah Inggris untuk mengeluarkan peringatan tersebut.
International Agency for Research on Cancer (IARC) yang berada di bawah naungan WHO mengatakan pada 2015 bahwa hasil analisis data dari 10 penelitian memperkirakan setiap 50 gram daging olahan yang dimakan setiap hari meningkatkan risiko kanker kolorektal [usus] sekitar 18%.
World Cancer Research Fund (WCRF), yayasan yang mengkaji bukti-bukti dalam upaya mencegah dan mengobati penyakit, mengatakan tidak ada keraguan lagi bahwa daging olahan menjadikan orang berisiko lebih besar terkena kanker.
Namun, seorang juru bicara Department of Health and Social Care mengatakan “Food Standards Agency sudah menjelaskan bahwa hubungan antara nitrat dan nitrit dengan kanker masih belum dipastikan,” lansir The Guardian Jumat (24/10/2025).*







