Kebijakan Impor Migas dari Amerika Serikat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasional. Meskipun demikian, ia belum dapat memberikan informasi lebih rinci mengenai rencana impor tersebut, termasuk volume minyak dan gas yang akan diimpor.
“Volumenya akan kita lihat nanti, karena tergantung pada kebutuhan di Indonesia. Barang yang akan dibeli dalam bentuk LPG, refined product, atau minyak mentah. Jadi, kombinasi dari beberapa jenis barang tersebut,” ujar Airlangga saat diwawancarai oleh wartawan setelah menghadiri dua rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, Airlangga menyatakan bahwa untuk urusan teknis seperti kapan impor tersebut akan berlangsung, masih menunggu beberapa perjanjian antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa diperlukan adanya kesepakatan kerangka kerja sama sebelum penerapannya bisa dilakukan.
Kerja Sama dengan Perusahaan Energi AS
Dalam kesempatan terpisah, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan ExxonMobil, Chevron, dan KDT Global Resource merupakan salah satu upaya untuk membuka peluang impor minyak mentah dan BBM dari Amerika Serikat.
“Itu salah satu di antaranya membuka kemungkinan untuk impor BBM dan crude. Itu salah satunya,” kata Bahlil.
Namun, Bahlil juga belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai volume impor BBM dan minyak mentah dari AS menggunakan skema kerja sama tersebut. Ia menyatakan bahwa detail isi perjanjian tersebut belum sepenuhnya ia baca, meski pihak perusahaan telah menyampaikan informasi tersebut.
Komitmen Menyeimbangkan Neraca Perdagangan
Impor komoditas energi seperti minyak mentah dan gas bumi dari AS merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan bagi Presiden AS Donald Trump dalam menurunkan besaran tarif impor resiprokal Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
Presiden Trump mengumumkan perundingan mengenai tarif telah rampung setelah berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Presiden Prabowo selama sekitar 17 menit. Dalam pernyataannya, Trump menyebut kesepakatan ini sebagai yang pertama kalinya membuka seluruh pasar Indonesia untuk Amerika Serikat.
“Kesepakatan bersejarah ini untuk pertama kalinya membuka seluruh pasar Indonesia untuk Amerika Serikat. Indonesia, sebagaimana isi kesepakatan itu, berkomitmen untuk membeli 15 miliar dolar AS untuk energi dari AS, 4,5 miliar dolar AS produk-produk pertanian, dan 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar seri 777,” ujar Trump.
Trump kemudian menyebutkan bahwa besaran tarif yang harus dibayar menjadi sebesar 19 persen untuk seluruh barang-barang yang diekspor oleh Indonesia ke AS. Namun, jika Indonesia mengirim barang yang asalnya dari negara-negara yang besaran tarifnya lebih besar dari Indonesia ke AS, maka AS akan menagih sisa tarif negara asal barang tersebut ke Indonesia.
“Terima kasih rakyat Indonesia atas persahabatan dan komitmen untuk membuat defisit dagang menjadi kembali imbang. Kami akan terus mewujudkan (kepentingan) rakyat Amerika Serikat, dan rakyat Indonesia,” tutup Trump.