Penelitian Menunjukkan Sentimen Negatif Terhadap Reshuffle Kabinet
Sebuah riset yang dilakukan oleh Continuum Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menemukan bahwa sebanyak 64 persen warganet memberikan sentimen negatif terhadap reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto. Analisis ini dilakukan terhadap 44.404 perbincangan di berbagai platform media sosial seperti X (Twitter), TikTok, YouTube, Facebook, dan Instagram pada periode 8-9 September 2025.
Menurut peneliti Continuum Data Indonesia, Wahyu Tri Utomo, sentimen negatif tersebut muncul karena netizen meragukan kemampuan reshuffle ini dalam membawa perubahan besar. “Banyak dari mereka skeptis terhadap apakah reshuffle ini benar-benar akan menghasilkan perbaikan signifikan atau hanya sekadar alasan politik,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan melalui YouTube Indef.
Di sisi lain, sekitar 35 persen netizen memberikan respons positif terhadap perombakan kabinet ini. Wahyu menjelaskan bahwa sentimen positif muncul karena beberapa menteri yang dicopot dinilai tidak memiliki dampak yang cukup signifikan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa tokoh yang diganti dinilai pantas untuk digantikan, sehingga reshuffle ini dianggap sebagai langkah yang diperlukan.
Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet pada 8 September 2025. Dalam perombakan ini, ia mencopot lima menteri sekaligus melantik tiga menteri baru pada hari yang sama. Selain itu, ia juga menambahkan satu kementerian baru, yaitu Kementerian Haji dan Umrah.
Beberapa menteri yang dicopot antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi diganti oleh Ferry Joko Yuliantono. Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding juga diganti dengan Mukhtarudin. Sementara itu, Mochamad Irfan Yusuf ditunjuk menjadi Menteri Haji dan Umroh.
Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo serta Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Budi Gunawan juga dicopot. Namun, hingga saat ini belum ada pengumuman resmi mengenai pengganti mereka.
Netizen Memiliki Pandangan Beragam
Riset Indef menunjukkan bahwa 64 persen netizen menyatakan ketidakpuasan terhadap reshuffle ini. Mereka mempertanyakan apakah perubahan ini lebih didorong oleh kepentingan politik atau bukan. “Banyak yang merasa bahwa reshuffle ini tidak sepenuhnya bermaksud untuk meningkatkan kinerja pemerintahan,” kata Wahyu.
Di sisi lain, netizen juga menyoroti adanya posisi jabatan yang menurut mereka seharusnya diganti, tetapi belum dilakukan. Beberapa dari mereka mengaitkan kinerja menteri dalam menanggapi aksi protes yang terjadi belakangan ini. Misalnya, Menteri HAM dinilai kurang cepat merespons demonstrasi yang dianggap terindikasi pelanggaran HAM.
Perhatian terhadap Jabatan Menteri Keuangan
Jabatan Menteri Keuangan menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan oleh netizen, dengan sekitar 23.700 perbincangan. Sebagian besar dari pembicaraan ini berkaitan dengan perpisahan Sri Mulyani yang mendapatkan banyak simpati dari publik. Selain itu, ada juga kontroversi terkait Purbaya Yudhi Sadewa, menteri baru yang dianggap memiliki pernyataan-pernyataan yang dinilai tidak sesuai oleh masyarakat.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa reshuffle kabinet merupakan hasil evaluasi menyeluruh yang dilakukan oleh Presiden Prabowo. Ia juga membantah anggapan bahwa reshuffle ini adalah upaya untuk mengeluarkan orang-orang yang dekat dengan mantan presiden Jokowi dari pemerintahan. “Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa Indonesia,” ujar Prasetyo.





