InfoMalangRaya.com– Pesawat Angkatan Udara India, hari Jumat (14/6/2024), membawa pulang jasad 45 pekerja yang tewas dalam kebakaran di Kuwait.
Kebakaran terjadi pada hari Rabu di sebuah rumah susun di kota Mangaf tempat tinggal 176 pekerja India.
Pihak berwenang Kuwait mengatakan 50 orang tewas dalam kebakaran tersebut, termasuk 45 orang asal India dan tiga orang dari Filipina. Dua mayat masih belum dapat diidentifikasi.
Puluhan pekerja lain, kebanyakan orang India, terluka dalam kebakaran tersebut.
Menteri India Kirti Vardhan Singh, yang pergi ke Kuwait setelah kejadian tersebut, mengatakan tes DNA telah dilakukan untuk mengidentifikasi para korban.
Wakil Menteri Luar Negeri India Kirti Vardhan Singh, yang bertolak Kuwait menyusul insiden itu, mengatakan tes DNA dilakukan guna mengidentifikasi korban.
Pesawat AU India tersebut mendarat pada hari Jumat pagi di kota Kochi, Kerala, di mana jasad para pekerja asal negara-negara bagian do selatan India diserahkan kepada pihak berwenang. Pesawat kemudian melanjutkan penerbangan ke Delhi.
Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan dan sejumlah pejabat legislatif berada di bandara untuk menerima puluhan jasad tersebut.
Pemerintah negara bagian dan federal sudah mengumumkan akan memberikan uang duka kepada keluarga korban, lansir BBC.
Di Kuwait, pihak berwenang mengatakan mereka sedang melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan dan keselamatan di beberapa bangunan yang menampung pekerja asing.
Menurut Arab Times, hasil penyelidikan menemukan bahwa kebakaran terjadi karena korsleting listrik di kamar penjaga keamanan di lantai dasar bangunan enam lantai tersebut.
Seorang pejabat senior pemadam kebakaran Kuwait pada hari Rabu mengatakan bahwa partisi antara kamar di bangunan tersebut menggunakan bahan yang mudah terbakar digunakan sebagai
Kejaksaan Kuwait telah menahan seorang warga setempat dan beberapa ekspatriat dengan tuduhan pembunuhan dan kelalaian karena tidak menerapkan langkah-langkah keselamatan kebakaran.
Mengomentari kebakaran tersebut, Wakil PM Kuwait Sheikh Fahad Yusuf al-Sabah menuding pemilik properti itu tamak dan pelanggaran terhadap peraturan standar bangunan menyebabkan tragedi itu.
Dua pertiga penduduk Kuwait merupakan pekerja asing dan negara kecil nan kaya ini sangat bergantung pada pekerja migran, terutama di sektor konstruksi dan rumah tangga.
Kelompok-kelompok peduli HAM kerap menyoroti kondisi kerja dan tempat tinggal para buruh migran di negara itu yang dianggap tidak manusiawi.*