Industri Mobil Jerman Lesu Bosch akan PHK 5.000 Pekerja

InfoMalangRaya.com– Perusahaan pembuat suku cadang mobil Jerman Bosch, hari Jumat (22/11/2024) mengatakan akan melakukan pemangkasan jumlah pekerja sebanyak 5.000 karena industri otomotif Jerman sedang lesu dan langkah itu diambil guna mengurangi biaya produksi supaya tetap kompetitif di pasar internasional.

Juru bicara Bosch mengatakan sebayak 3.800 pemangkasan akan dilakukan di Jerman.Berapa pastinya jumlah pekerja yang akan diberhentikan akan dinegosiasikan dengan perwakilan-perwakilan dari pihak pekerja, lansir DW.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Bosch mengatakan sedang melakukan investasi signifikan dalam teknologi baru.

“Kami harus mengadaptasikan struktur kami dengan lingkungan pasar yang berubah dan mengurangi biaya guna memperkuat daya saing,” kata manajer Bosch Stephan Hölzl.

“Produksi kendaraan global akan stagnan tahun ini di sekitar 93 juta unit, jika tidak menurun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Menurut Bosch, produsen membutuhkan lebih sedikit komponen untuk membuat kendaraan listrik, yang juga menjadikan prosesnya tidak terlalu padat karya atau tidak membutuhkan banyak tenaga kerja manusia.

Bosch juga mengatakan berencana untuk memangkas sampai 1.300 pekerja antara 2027 dan 2030 di divisinya yang membuat sistem kemudi untuk mobil dan truk, yang berbasis di Swäbisch Gmünd di negara bagian Baden Württemberg di selatan Jerman.

Pada Desember 2023 perusahaan itu sudah mengumumkan rencana pemberhentian 1.500 pekerjaan.Ketua dewan pekerja divisi otomotif Bosch di Jerman, Frank Sell, menyebut rencana pemutusan hubungan kerja itu sebagai “tamparan di wajah” dan berjanji akan melawannya.

Industri kendaraan listrik Jerman untuk pertama kali mengumumkan penurunan pasar.

Krisis menimpa sejumlah pabrikan Jerman lain, yang mana ZF, Continental dan Webasto juga mengumumkan PHK.

Volkswagen (VW) sudah mengatakan akan menutup pabrik dan memberhentikan banyak pekerja guna menekan biaya. Perusahaan otomotif raksasa Jerman itu mengaku kesulitan dalam menghadapi persaingan pasar kendaraan listrik.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *