Sektor Penerbangan Masih Jadi Kontributor Terbesar bagi InJourney
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney terus mengamati perkembangan sektor penerbangan dan layanan aviasi sebagai kontributor utama dalam kinerja perusahaan. Hal ini tidak lepas dari volume penumpang yang sangat besar di Indonesia, mencapai ratusan juta orang setiap tahunnya. Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyampaikan bahwa jumlah penumpang di seluruh Indonesia pada 2024 mencapai sekitar 157 juta orang, dengan diperkirakan meningkat menjadi 160 juta pada tahun ini.
Mayoritas pergerakan penumpang terjadi di dua bandara terbesar, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali. Maya menjelaskan bahwa upaya peningkatan kapasitas dan transformasi dilakukan secara intensif di kedua bandara tersebut, karena volume penumpang yang sangat besar. Bandara Soekarno-Hatta melayani sekitar 55 juta penumpang per tahun, sedangkan Bandara Ngurah Rai mencapai 24–25 juta penumpang, terutama untuk rute internasional.
Peningkatan Kapasitas Bandara Soekarno-Hatta
InJourney melalui anak usahanya, InJourney Airports, mengelola total 37 bandara di seluruh Indonesia. Pengelolaan ini merupakan hasil dari penggabungan dua entitas sebelumnya, yaitu Angkasa Pura (AP) I dan AP II. Menurut Maya, saat ini InJourney sedang melakukan transformasi fisik di Bandara Soekarno-Hatta untuk menampung lonjakan jumlah penumpang. Kapasitas bandara yang sebelumnya hanya 56 juta penumpang per tahun, kini ditingkatkan menjadi 86 juta melalui program rezoning dan rebalancing penumpang.
“Dengan adanya rezoning, kapasitas meningkat sekitar 30 juta penumpang,” ujar Maya. Misalnya, layanan haji dan umrah dipindahkan ke Terminal 2F yang baru saja diresmikan oleh Presiden. Sementara itu, untuk low cost carrier seperti maskapai Citilink akan dipindahkan ke T1 C dalam 3-4 hari ke depan.
Efisiensi dan Potensi Penghematan Besar
Transformasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kapasitas, tetapi juga memberikan efisiensi signifikan. InJourney mencatat potensi penghematan hingga Rp14 triliun dari langkah optimalisasi bandara tersebut. Dengan efisiensi dan transformasi yang dilakukan, InJourney berharap bisa memberikan layanan yang lebih baik bagi penumpang sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis aviasi nasional.
InJourney Airports kini menjadi operator bandara terbesar kelima di dunia, dengan mengelola 37 bandara dan melayani 172 juta penumpang per tahun. Pengelolaan bandara tidak lagi terbagi antara wilayah timur dan barat, namun disatukan dalam manajemen yang terintegrasi dan berorientasi pada efisiensi serta layanan yang setara di seluruh Indonesia.
Laba Bersih Mencapai Rp897 Miliar di Semester I-2024
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) membukukan laba bersih sebesar Rp897 miliar pada semester I-2024. Realisasi ini mencapai 164 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) perseroan sebesar Rp547 miliar. Secara keseluruhan, InJourney Airports mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp9,68 triliun pada periode ini. Pendapatan usaha AP I mencapai Rp4,53 triliun dan AP II mencapai Rp5,15 triliun.
Strategi Bisnis dan Perluasan Operasional
InJourney terus memangkas puluhan anak usaha menjadi enam pilar bisnis strategis. Hal ini bertujuan untuk fokus pada operasional yang lebih efisien dan berkelanjutan. Selain itu, status internasional dari 30 bandara yang dikelola oleh InJourney Airports turut memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan perluasan operasional dan pengelolaan yang lebih terpadu, InJourney siap menghadapi tantangan dan peluang di sektor aviasi nasional maupun internasional.