MATA ikan tuna yang selama ini hanya menjadi limbah industri ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber gizi. Bagian ini mengandung Omega-3, khususnya DHA, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak dan kesehatan tubuh.
Melihat peluang tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Wini Trilaksani, mengembangkan inovasi suplemen kesehatan “Vita Docosa” dari ekstrak mata ikan tuna.
Wini mengatakan Vita Docosa dirancang untuk mendukung pemenuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Kehadiran suplemen ini diharapkan mampu membantu menekan angka stunting yang masih menjadi persoalan serius di Indonesia.
“Vita Docosa merupakan suplemen kesehatan dari limbah mata ikan tuna dengan kandungan Omega-3, khususnya EPA dan DHA,” ujar dia melalui keterangan tertulis, Selasa, 14 Oktober 2025.
Inovasi ini, lanjut dia, lahir dari keprihatinan atas tingginya impor Omega-3 di Indonesia. Pasar suplemen Indonesia masih dibanjiri produk luar negeri, sementara dari dalam negeri nyaris tidak ada. “Kalaupun ada, bahan bakunya juga impor,” ujarnya.
Menurut penelitian, umumnya hanya 40–60 persen bagian ikan tuna yang dimanfaatkan industri. Sisanya menjadi limbah, termasuk mata tuna. Padahal, kata dia, kandungan DHA pada mata tuna bisa mencapai 32–38 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan ikan impor seperti salmon dan kod yang hanya sekitar 12–17 persen.
“Minyak mata tuna ini tidak perlu lagi dikonsentratkan. Dengan sedikit proses pemurnian, kadar DHA sudah bisa mencapai 40 persen,” kata dia.
Ia menambahkan, stunting bukan hanya masalah anak bertubuh pendek, tetapi juga berhubungan dengan rendahnya kemampuan kognitif. Kekurangan DHA menjadi salah satu faktor utamanya. “Yang kita khawatirkan, anak-anak stunting nantinya juga memiliki kemampuan kognitif rendah. Itu berdasarkan hasil penelitian, salah satunya karena kurang asupan DHA,” tutur Wini.
Keunggulan
Vita Docosa, kata Wini, hadir dengan sejumlah keunggulan. Selain berbahan baku lokal dan diproduksi secara higienis, suplemen ini juga memiliki harga yang kompetitif dibandingkan produk impor. Kandungan di dalamnya, menurut dia, meliputi Omega-3 (EPA dan DHA), virgin coconut oil, minyak ikan, serta vitamin E. Dengan mengonsumsi dua kapsul per hari, kebutuhan DHA harian sesuai angka kecukupan gizi (AKG) dapat terpenuhi.
Selain untuk mendukung perkembangan otak, kata Wini, DHA juga bermanfaat bagi kesehatan retina mata, menjaga fungsi jantung, membantu metabolisme tubuh, hingga meningkatkan daya ingat. “Karena itu Vita Docosa tidak hanya baik untuk anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi semua kalangan yang membutuhkan asupan gizi optimal.”
Wini berharap Vita Docosa dapat menjadi alternatif sumber gizi yang terjangkau dan menjadi solusi nyata dalam upaya mengatasi stunting. “Indonesia memiliki laut yang luas dengan hasil perikanan melimpah. Sudah seharusnya kita bisa memanfaatkan potensi lokal untuk kesehatan dan kecerdasan generasi bangsa,” kata dia.