InfoMalangRaya.com – Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menangkap 12 orang yang dicurigai berkolaborasi dengan ‘Israel’ dan merencanakan aksi teror di Iran.
“Karena rezim Zionis dan para pendukung Barat mereka, terutama Amerika Serikat, tidak berhasil dalam tujuan jahat mereka terhadap rakyat Gaza dan Lebanon, mereka sekarang berusaha untuk menyebarkan krisis ke Iran dengan serangkaian aksi yang direncanakan terhadap keamanan negara kami,” kata pernyataan itu pada Ahad (22/09/2024).
IRGC mengungkapkan jaringan agen Zionis itu terdiri dari 12 orang yang ditangkap di enam provinsi berbeda di Iran, namun tidak menyebutkan kapan.
Penangkapan pada Ahad tersebut terjadi setelah serangan teror masif yang dilakukan oleh ‘Israel’ di Lebanon terhadap Hizbullah, kelompok Syiah yang didukung Iran.
‘Israel’ meledakkan ribuan pager dan walkie-talkie yang dipasangi bahan peledak dan didistribusikan kepada para anggota Hizbullah beberapa bulan yang lalu. Serangan tersebut menewaskan 39 orang dan melukai serta mencederai ribuan orang, termasuk anggota Hizbullah dan warga sipil.
Sebuah pesan dikirim ke pager sebelum diledakkan, membuat mereka yang membawanya memegangnya untuk melihat pesan tersebut. Ledakan tersebut kemudian meledakkan tangan dan membutakan banyak orang.
Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, juga menjadi korban akibat ledakan pager itu dan dilaporkan kehilangan pengelihatannya.
Reuters mencatat bahwa pada bulan Agustus, Iran menangkap setidaknya puluhan orang yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan ‘Israel’ terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, yang terbunuh ketika mengunjungi Teheran pada akhir Juli.
Ledakan pager membuat sejumlah spekulasi muncul terkait dugaan Israel mungkin juga telah membunuh mendiang presiden Iran, Ebrahim Raisi. Penyelidikan pemerintah Iran menyimpulkan bahwa kematiannya dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei lalu disebabkan oleh cuaca buruk. Namun, seorang anggota parlemen Iran dilaporkan mengatakan bahwa Raisi telah membawa sebuah pager dari jenis yang meledak minggu lalu.
Reuters mengatakan dalam sebuah laporan terpisah pada hari Senin bahwa IRGC telah memerintahkan semua anggota untuk berhenti menggunakan semua jenis alat komunikasi sebagai tanggapan atas serangan teror minggu lalu di Lebanon.
Reuters mengklaim bahwa menurut seorang pejabat keamanan Iran, “sebuah operasi berskala besar sedang dilakukan oleh IRGC untuk memeriksa semua perangkat, tidak hanya peralatan komunikasi. Dia mengatakan bahwa sebagian besar perangkat ini adalah buatan sendiri atau diimpor dari Cina dan Rusia.”
“Untuk saat ini, kami menggunakan enkripsi end-to-end dalam sistem pengiriman pesan,” katanya.
Menurut pejabat yang sama, “Para pejabat IRGC telah menghubungi Hizbullah untuk melakukan penilaian teknis, dan beberapa contoh perangkat yang meledak telah dikirim ke Teheran untuk diperiksa oleh para ahli Iran.”*
Leave a Comment
Leave a Comment