InfoMalangRaya.com– Kementerian Luar Negeri Iran hari Ahad (21/5/2023) memanggil Duta Besar Swiss Nadine Olivieri Lozano terkaitan ciutan di Twitter yang mengecam pelaksanaan hukuman mati tiga demonstran anti-pemerintah belum lama ini.
Hari Jumat (19/5/2023) akun Twitter Kedubes Swiss menuliskan kecaman terhadap eksekusi tersebut dan menyeru Teheran agar mengurangi penggunaan hukuman mati.
Ketiga pria itu ambil bagian dalam aksi protes menentang kebrutalan aparat yang menyebkan kematian Mahsa Amini. Gadis Kurdi berusia 21 tahun itu pada September 2021 ditangkap dan ditahan aparat saat mengunjungi Teheran karena dituduh mengenakan hijab tidak sesuai menurut aturan yang berlaku. Dia meninggal setelah mengalami koma akibat luka-luka yang dideritanya akibat penyiksaan di dalam tahanan.
Kementerian Luar Negeri Iran menilai cuitan Kedutaan Swiss itu sebagai “intervensi terhadap urusan dalam negeri kami.”
Pemerintah Iran terutamanya tersinggung karena foto yang menyertai cuitan itu menampilkan demonstrasi pro-Amini, yang menampilkan poster gadis Kurdi tersebut dan bendera Iran era
Tindakan tidak konvensional itu tidak sesuai dengan hubungan pertemanan antara negara Republik Iran dan Konferderasi Swiss dan seharusnya diralat, kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Kecaman disampaikan Swiss setelah pada hari Jumat lalu Iran mengkonfirmasi eksekusi mati Majid Kazemi, Saleh Mirhashemi dan Saeed Yaghoubi yang dinyatakan bersalah melakukan “moharebeh,” atau “perang melawan Tuhan.” Mereka dituduh terlibat kematian anggota pasukan keamanan (dua anggota paramiliter Basij dan seorang polisi) yang bertugas menghadapi demonstran anti-pemerintah menyusul kematian Mahsa Amini.
Ketiga pria itu ditangkap tidak lama setelah unjuk rasa dan divonis hukuman mati pada bulan Januari.*