InfoMalangRaya.com– Pemerintah Iraq mempertegas sikapnya terhadap faksi pro-Iran, Kata’ib Hezbollah, mengumumkan bahwa sejumlah anggotanya akan diadili berkaitan dengan serangan belum lama ini di Baghdad, dan beberapa lainnya akan dilucuti posisinya dalam kelompok itu.
Keputusan itu diambil menyusul serangan atas sebuah kantor pemerintah di bagian selatan Baghdad pada bulan lalu yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang polisi. Pihak berwenang menyalahkan Kata’ib Hezbollah atas kejadian itu.
Seperti kelompok bersenjata lain yang dilatih oleh Iran semasa perang melawan ISIS, lansir Alarabiya, Kata’ib Hezbollah atau Brigade Hizbullah diintegrasikan ke dalam pasukan keamanan reguler Iraq sebagai bagian dari pasukan Hashed al-Shaabi (Mobilisasi Rakyat).
Akan tetapi, seiring dengan waktu kelompok tersebut kerap bertindak semaunya sendiri.
Komando Operasi Gabungan Iraq sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 12 tersangka ditahan berkaitan dengan serangan 27 Juli atas sebuah kantor Kementerian Pertanian, yang dipicu oleh pemecatan seorang direkturnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Sabtu (9/8/2025), pemerintah Iraq mengatakan para tersangka penyerangan kantor itu merupakan anggota Kata’ib Hezbollah yang terafiliasi dengan Resimen 45 dan 46 pasukan Hashed al-Shaabi.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa penyerangan terhadap kantor kementerian itu dipimpin oleh bekas direktur yang dipecat tersebut, lansir Alarabiya.
Selain tersangkut beberapa kasus korupsi, bekas direktur itu dituduh memalsukan sejumlah dokumen resmi, sertifikat dan kontrak sehingga lahan pertanian bisa dirampas dari pemiliknya yang sah, papar pernyataan pemerintah tersebut.
Pemerintah menyesalkan kegagalan dalam komando dan pengawasan di lingkungan Hashed al-Shaabi, dan mengecam keberadaan faksi bersenjata yang tidak menghormati aturan dan prosedur militer.
Pemerintah juga mengumumkan pemberhentian sejumlah komandan Resimen 45 dan 46, serta penuntutan terhadap mereka yang tersangkut dalam kasus itu.
Seorang aparat keamanan yang berbicara tanpa bersedia identitasnya disebutkan mengatakan bahwa 25 orang sejauh ini dibawa ke pengadilan. Mereka terdiri dari sejumlah anggota Kata’ib Hezbollah dan direktur yang dipecat tersebut.
Kelompok itu mengatakan banyak di antara mereka yang ditangkap tidak ambil bagian dalam serangan tersebut.
Kasus ini muncul di tengah perpecahan mendalam di tubuh aparat keamanan Iraq terkait sebuah rancangan undang-undang yang akan meresmikan peran – dan mungkin otonomi – dari Hashed al-Shaabi.
Hashed al-Shaabi dibentuk pada tahun 2014 ketika rakyat Iraq didesak untuk mengangkat senjata melawan ISIS. Hashed sekarang memiliki lebih dari 200.000 petempur dan karyawan, dan memiliki pengaruh militer dan politik yang besar di Iraq.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menilai RUU yang disodorkan tersebut justru akan melembagakan pengaruh Iran terhadap negara Iraq, dan kelompok-kelompok teroris bersenjata akan semakin meremehkan kedaulatan negara Iraq.*