InfoMalangRaya.com – Entitas zionis ‘Israel’ dilaporkan telah melanggar gencatan senjata dengan Lebanon sekitar “100” kali sejak perjanjian itu berlaku pekan lalu.
Melansir CNN pada Senin (01/12/2024) hal tersebut diketahui dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
“Sebuah sumber dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan bahwa Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon ‘sekitar 100’ kali sejak gencatan senjata mulai berlaku minggu lalu,” lapor CNN.
Menanggapi laporan UNIFIL, para pejabat ‘Israel’ kepada CNN berdalih bahwa tindakan sepihak militer ‘Israel’ untuk menegakkan gencatan senjata tidak tercantum dalam perjanjian, dan AS memberikan persetujuannya kepada Tel Aviv untuk bertindak dalam kondisi tertentu.
Pelanggaran gencatan senjata oleh ‘Israel’ juga dikonfirmasi oleh utusan khusus AS, Amos Hochstein.
Meskipun ada pelanggaran, AS mengklaim bahwa gencatan senjata “telah berhasil.”
“Jelas, ketika Anda memiliki gencatan senjata, Anda dapat melihat pelanggaran-pelanggaran terhadapnya,” ujar Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 27 November. Sejak saat itu, ‘Israel’ telah melakukan serangan setiap hari ke Lebanon.
Baca juga: Isi Kesepakatan Gencatan Senjata antara Lebanon dan Israel
Tidak seperti gencatan senjata
Pada Senin, penjajah ‘Israel’ menewaskan sembilan orang dalam serangannya di Lebanon selatan yang mereka sebut menyasar puluhan target Hizbullah.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa serangan tersebut menewaskan lima orang dan melukai dua orang di desa Haris “sebagai korban pertama”, sementara di desa Tallous, empat orang lainnya tewas dan satu orang terluka.
Sebelumnya, kelompok Hizbullah mengatakan bahwa mereka melancarkan serangan balasan di sebagian wilayah perbatasan antara kedua negara sebagai tanggapan atas pelanggaran’ Israel’.
Meskipun melanggar gencatan senjata, gembong zionis ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menuduh Hizbullah melakukan “pelanggaran serius” dan bersumpah untuk “merespons dengan tegas”.
Di bawah kesepakatan tersebut, Hizbullah harus menarik para pejuangnya dari daerah selatan sungai dan membongkar infrastruktur militernya di selatan.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dikerahkan di Lebanon selatan saat tentara ‘Israel’ menarik diri selama 60 hari.
Agresi ‘Israel’ terhadap Lebanon telah menewaskan hampir 4.000 orang sejak Oktober tahun lalu.*