InfoMalangRaya.com – Sebuah laporan baru dari Oxfam mengungkapkan bahwa ‘Israel’ telah menghancurkan 1.025 mil saluran air dan sanitasi di seluruh Jalur Gaza.
Hal itu mengakibatkan pasokan air di Gaza utara dan Rafah hanya mencapai 7% dari sebelum perang, memperparah krisis kesehatan yang semakin memburuk di wilayah terkepung itu.
Lebih dari 80% jaringan air dan sanitasi di Gaza hancur sebagian atau seluruhnya, menurut laporan tersebut. Termasuk enam pabrik pengolahan air limbah dan sebagian besar sumur air dan pabrik desalinasi di seluruh wilayah tersebut.
Di Rafah, produksi air telah menurun menjadi hanya 5% dari kapasitas sebelum genosida, dengan hanya dua dari 35 penampungan air yang masih beroperasi.
Dilansir Quds News Network pada Rabu (19/02/2025), Koordinator Kemanusiaan Oxfam di Gaza, Clémence Lagouardat, mengatakan, “Kehancuran ini merupakan bencana besar. Orang-orang berjuang untuk mengakses air bersih. Para orang tua bahkan menabung air untuk anak-anak mereka sambil berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan satu jeriken.”
Di Gaza utara, ‘Israel’ menghancurkan hampir semua penampungan air. Ratusan ribu penduduk terancam kehausan, dan banyak yang kembali untuk mendapati seluruh lingkungannya diratakan. Situasi di Rafah tidak lebih baik, di mana lebih dari 90% penampungan air dan waduk rusak sebagian atau seluruhnya oleh militer Israel.
Serangan ‘Israel’ terhadap infrastruktur air telah menyebabkan merebaknya penyakit termasuk diare berair akut, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit seperti kudis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengungkapkan bahwa 88% sampel lingkungan dari Gaza dinyatakan positif mengandung polio, yang menandai risiko wabah yang akan segera terjadi.
Oxfam juga mencatat bahwa setiap larangan ‘Israel’ terhadap bantuan atau pasokan bahan bakar dapat memicu bencana kesehatan masyarakat. ‘Israel’ diberitakan terus memblokir masuknya bahan-bahan penting seperti pipa dan generator yang dibutuhkan untuk perbaikan infrastruktur air.
Laporan Oxfam juga mencatat bahwa lebih dari 2.000 ton sampah menumpuk di jalan-jalan Gaza setiap harinya. Sistem pembuangan limbah yang rusak dan sampah yang menumpuk menjadi tempat berkembang biaknya penyakit.
Sejak Februari 2025, mayoritas masyarakat di Gaza hampir tidak memiliki akses kepada air. Di Gaza utara dan Rafah, masyarakat hanya memiliki akses kurang dari 5,7 liter air per hari, dibandingkan dengan 82,7 liter sebelum genosida.*