InfoMalangRaya.com – Tentara penjajahan “Israel” mulai memompa air laut dan mengalirkannya untuk membanjiri jaringan terowongan bawah tanah Jalur Gaza, lapor Wall Street Journal (WSJ) mengutip pejabat Amerika Serikat pada Selasa.
Surat kabar tersebut menambahkan bahwa seluruh proses akan memakan waktu beberapa minggu untuk diselesaikan tanpa menyebutkan indikator-indikator yang jelas mengenai keberhasilannya.
Langkah penjajah Zionis ini mereka lakukan meski ada kekhawatiran bahwa para tawanan “Israel” ditahan di terowongan-terowongan tersebut. Sementara itu, tindakan seperti itu, jika berhasil sesuai dengan tujuan “Israel“, hampir pasti akan menyebabkan kematian para tawanan yang ditempatkan di jaringan yang ditargetkan.
Namun, bencana yang sesungguhnya tetap ada pada dampak lanjutan dari agresi tersebut. Organisasi-organisasi lingkungan dan hak asasi manusia internasional memperingatkan bahwa langkah ini, yang akan melihat pemompaan dan pengaliran puluhan juta air laut ke dalam tanah Gaza akan memiliki konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan pada lahan pertanian dan air minum di Jalur yang terkepung dengan 2,2 juta penduduk, dan mungkin akan membuat sebagian besar tanah yang ditargetkan tidak dapat dihuni.
Mengomentari rencana tersebut pekan lalu, Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan bahwa langkah semacam itu “akan menjadi kejahatan perang yang terang-terangan,” dan menunjukkan bahwa tujuan sebenarnya adalah untuk merusak sumber daya alam dan kapasitas pertanian Gaza.
“Kejahatan perang semakin menjadi-jadi – laporan-laporan mengejutkan telah beredar dalam beberapa hari terakhir ini bahwa Israel berencana untuk membanjiri fasilitas-fasilitas bawah tanah di Jalur Gaza dengan air laut,” ujar Polyansky dalam sebuah pertemuan DK PBB.
“Memuji ‘solusi taktis yang brilian’ ini, media massa yang bias Barat bahkan tidak mencoba untuk memikirkan konsekuensi potensial dari memompa ribuan meter kubik air laut, yaitu air asin, ke dalam tanah. Jelas, ini adalah rencana tindakan nyata untuk merusak kapasitas pertanian daerah kantong yang rapuh, karena air laut pasti akan mencemari air bawah tanah Gaza.”
Perang tidak berperikemanusiaan “Israel” di Gaza memasuki minggu kesembilan, sementara krisis kesehatan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan jumlah korban tewas akibat agresi telah mencapai 18.205 orang dan 49.645 orang terluka sejak 7 Oktober lalu.
Situasi ini diperkirakan akan semakin memburuk karena sejumlah besar orang masih terperangkap di bawah puing-puing, sementara ambulans tidak dapat menjangkau para korban yang terluka karena cadangan bahan bakar yang menipis.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengungkapkan sebelumnya bahwa penjajah “Israel” telah dengan sengaja menargetkan 137 fasilitas kesehatan, menyebabkan 22 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer tidak dapat beroperasi.*