‘Israel’ Tuntut Keluarga Tentara Kristen Singkirkan Salib dari Makam

InfoMalangRaya.com – Keluarga seorang tentara Kristen ‘Israel’ yang tewas di Gaza mengklaim diminta untuk mengganti nisan di makamnya karena punya simbol salib, menurut media lokal pada Selasa (22/10/2024).

David Bogdanovskyi tewas pada bulan Desember dalam penyerbuan ‘Israel’ di Jalur Gaza dan dimakamkan di pemakaman militer Haifa.

Keluarganya mengatakan kepada media ‘Israel’ bahwa mereka diperintahkan oleh Dewan Publik untuk Peringatan Prajurit yang Gugur di kementerian pertahanan untuk mengganti nisan bersalib itu atau memindahkan kuburan tentara tersebut di tempat lain.

Keluarga mengatakan permintaan itu muncul setelah adanya keluhan dari keluarga Yahudi yang mengklaim salib menyinggung mereka dan memengaruhi kemampuan mereka untuk berdoa di pemakaman.

Ibu Bogdanovskyi mengatakan bahwa ia menemukan nisan putranya ditutupi saat mengunjungi makam putranya dan mengatakan bahwa ia merasa terhina.

“Salib yang terukir di nisannya merupakan bagian integral dari identitas pribadinya dan keyakinannya,” katanya dalam sebuah unggahan di Facebook, lansir The New Arab pada Rabu (23/10/2024).

Kementerian pertahanan ‘Israel’ berdalih secara hukum dilarang untuk meletakkan salib atau simbol keagamaan lainnya di batu nisan militer, seraya menambahkan bahwa hal itu “sangat penting” karena tentara Yahudi juga dimakamkan di pemakaman yang sama.

Sedangkan kepala Rabbi tentara ‘Israel’ menyebut salib merusak kesucian pemakaman Yahudi.

Batu nisan tentara Kristen itu ternyata ditutupi kain hitam selama beberapa bulan.

Di ‘Israel’, pemakaman pada umumnya dipisahkan berdasarkan agama, tetapi undang-undang yang disahkan pada tahun 2013 memungkinkan tentara non-Yahudi dimakamkan bersama tentara Yahudi di pemakaman militer.

Bogdanovskyi dan beberapa anggota tentara ‘Israel’ lainnya dilaporkan tewas setelah rudal anti-tank menghantam kendaraan yang mereka tumpangi di Khan Younis.

Pada bulan yang sama, tentara ‘Israel’ kembali menyerbu daerah tersebut, termasuk Jabalia dan Shujaiya, mendorong warga sipil ke selatan Jalur Gaza, tempat lebih dari 42.000 orang – kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *