Guru dan Dosen Bukan Beban Negara, Tapi Investasi untuk Masa Depan Bangsa
Dalam konteks pembangunan bangsa, pendidikan dianggap sebagai fondasi utama yang mendorong kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, isu bahwa guru dan dosen dianggap sebagai “beban negara” terus beredar di masyarakat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para akademisi yang melihat bahwa narasi tersebut tidak hanya keliru secara moral, tetapi juga tidak didukung oleh data ilmiah.
Anselmus DW. Atasoge, staf pengajar Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAR) Atma Reksa Ende, menyatakan bahwa peran guru dan dosen sangat penting dalam membentuk generasi yang kritis, produktif, dan berdaya saing. Mereka bertindak sebagai katalisator transformasi sosial, ekonomi, dan budaya. Menyebut mereka sebagai beban berarti mengabaikan kontribusi nyata yang mereka berikan terhadap modal intelektual dan sosial bangsa.
Kondisi Gaji yang Mengkhawatirkan
Salah satu aspek yang memperkuat argumen ini adalah ketimpangan dalam sistem penggajian dan tunjangan. Gaji dosen di perguruan tinggi negeri masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan tanggung jawab akademik dan sosial yang mereka emban. Bahkan, gaji dosen dan guru swasta jauh lebih rendah lagi. Hal ini mencerminkan ketidakadilan dalam sistem yang seharusnya mendukung profesi pendidik.
Selain itu, tunjangan perumahan bagi profesi lain seperti anggota legislatif bisa mencapai angka yang sangat tinggi. Sementara itu, dosen dan guru bekerja jauh melampaui jam formal, dengan beban kerja yang mencakup pengajaran, penelitian, pembimbingan, publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat. Kondisi ini semakin memperkuat klaim bahwa mereka bukan beban, melainkan tenaga yang sangat vital.
Narasi yang Keliru dan Misinformasi
Narasi yang menyebut guru dan dosen sebagai beban sering kali berasal dari misinformasi di media sosial. Kementerian Keuangan telah menegaskan bahwa video yang menyebarkan klaim tersebut adalah hoaks. Faktanya, pemerintah tetap mengalokasikan anggaran pendidikan yang signifikan, meskipun tantangan dalam distribusi dan implementasi masih perlu dibenahi.
Anselmus menekankan bahwa penting bagi publik untuk membangun narasi yang adil dan berbasis data, bukan asumsi yang merendahkan martabat profesi pendidik. Dengan memahami peran mereka secara lebih mendalam, masyarakat dapat menghargai kontribusi guru dan dosen terhadap perkembangan bangsa.
Investasi Jangka Panjang untuk Peradaban
Menurut Anselmus, guru dan dosen adalah investasi jangka panjang yang menentukan kualitas peradaban. Mereka bukan hanya penjaga nalar publik, tetapi juga pembentuk karakter bangsa serta pengusung nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan. Tanpa dukungan yang layak, potensi yang dimiliki oleh generasi muda akan sulit berkembang.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung profesi pendidik. Dengan penghargaan yang layak, dosen dan guru dapat terus memberikan kontribusi terbaiknya bagi masa depan bangsa.