Jauhkan diri meminta kematian saat kita dalam kepayahan atau sakit berkepanjangan. Tapi bagi orang beriman, kapanpun dipanggil, kita harus bersiap diri
InfoMalangRaya.com | SAAT kita menghadapi kepayahan hidup, sakit yang tak kunjung sembuh, kondisi ekonomi yang semakin sulit, problematika rumah tangga yang semakin kompleks, adakalanya kita berharap kematian untuk mengakhiri segala penderitaan yang dihadapi.
Adakalanya kesabaran menjadi habis, merasa tak berguna, putus asa dan hilang harapan. Kata-kata yang terucap, “lebih baik mati saja”, hidupku tak akan lama lagi, dan kata-kata perpisahan lainnya. Ketika kita berharap kematian, Allah Swt belum juga mengakhiri ajal hambanya.
Setiap yang bernyawa sudah pasti akan menemui kematian. Namun, kematian seperti apa yang akan kita hadapi nanti.
Jika Allah Swt menghendaki kita pulang, akan ada saatnya kita kembali ke pangkuan-Nya. Tapi jika Allah Swt belum menakdirkan ajal hambanya, itu tanda kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan berbenah diri.
Allah Swt tahu kita lelah, sakit yang kita rasakan, hidup dengan segala kepayahannya, dan penderitaan yang tak kunjung usai. Tapi Tuhan lebih tahu, kapan waktu yang tepat, kapan kita harus pulang dan istirahat di alam yang berbeda.
Rasulullah ﷺ melarang seseorang berangan-angan agar lekas mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah ra disebutkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا
“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.” (HR: Muslim)
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda
وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ
“Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya), semoga bisa menjadikannya bertaubat.” (HR: Bukhari)
Juga ingatlah sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi:
لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي
“Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.”
وعَنْ أَنَسٍ رضي اللَّهُ عنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : لا يتَمنينَّ أَحدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لا بُدَّ فاعلاً فليقُل : اللَّهُمَّ أَحْيني ما كَانَت الْحياةُ خَيراً لِي وتوفَّني إِذَا كَانَتِ الْوفاَةُ خَيْراً لِي
Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” (HR: Bukhari dan Muslim).
Maka bersabarlah apa yang menimpa kita. Dan berdoalah;
رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ ࣖ
“Rabbana afrigh ‘alayna shabran wa tawaffana muslimin”
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” (QS: Al-A’raf: 126).
Juga anjuran berdoalah;
أََللّٰهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِىْ الْاُ مُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْاٰخِرَةِ
“Allahumma ahsin ‘aaqibatana fil umuuri kullihaa wa ajirnaa min khizyid dun-yaa wa ‘adzaabil aakhirah.
Artinya: “Ya Allah, baguskanlah akhir dari segala urusan kami dan hindarkanlah kami dari kehinaan godaan dunia dan siksa di akhirat nanti.”
Anas bin Malik ra berkata, “Jika bukan karena aku mendengar Rasulullah ﷺ melarang kita untuk berdoa meminta kematian, niscaya aku akan memintanya.” (HR. Bukhari).
Maka janganlah berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dialami, baik berupa kemiskinan, kehilangan orang yang dicintai atau sesuatu yang berharga, luka dan penyakit yang parah, juga musibah lainnya.
Larangan ini karena dua alasan. Alasan pertama, perbuatan tersebut menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah dan menentang takdir yang telah Allah tetapkan. Yang menjadi kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar, bersikap ridha terhadap musibah atau takdir Allah dalam menghadapi musibah.
Alasan kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun di dalamnya justru terdapat mafsadah (keburukan). Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda;
وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ
“Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya), semoga bisa menjadikannya bertaubat.” (HR. Bukhari). Sejatinya, saat kita dalam kepayahan, rasa sakit yang berkepanjangan, berserah diri dan bertawakal lah kepada Allah. Kita hanyalah milik-Nya, maka kapan pun akan dipanggil, kita sudah bersiap diri dengan ketetapan-Nya. Dan kita akan kembali dan pulang, cepat atau pun lambat. Wallahu a’lam. */Ades Satria
Jangan Berharap Kematian karena Kepayahan Hidup
