InfoMalangRaya, Indonesia – PSSI telah resmi mengumumkan Jordi Cruyff sebagai penasihat teknis pada Selasa, (25/2/2025). Anak legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, itu pun antusias untuk membantu PSSI dalam memajukan sepak bola di Indonesia. Ini cukup mengejutkan karena PSSI sebelumnya berjanji mengumumkan sosok direktur teknik, bukan penasihat teknis.
Lalu, bagaimana sebetulnya kualitas Jordi setelah masa aktifnya sebagai pemain? Ada satu sosok yang tahu persis mengenai hal itu. Dia adalah Albert Capellas yang sejak September 2024 menangani timnas Filipina. Dia sempat berkolaborasi dengan Jordi di klub Israel dan Cina. Di samping itu, keduanya juga jadi bagian dari Johan Cruyff Institute.
Bagi Capellas, Jordi Cruyff tak kalah istimewa dari sang ayah, Johan. “Dia itu istimewa dan saya bisa melihat itu sejak awal. Ketika bertemu Johan untuk kali pertama, saya paham dia orang istimewa. Hal serupa saya rasakan ketika berjumpa Jordi,” kata Capellas seperti dikutip InfoMalangRaya dari laman resmi Johan Cruyff Institute.
Dia menambahkan, “Jordi punya reaksi cepat ketika ada masalah rumit. Dia selalu mampu menemukan cara untuk menyelesaikan masalah secara cepat dengan cerdas pula. Saya melihat ini pada diri Johan Cruyff dan kembali melihatnya pada Jordi. Sangat pintar menemukan solusi, menyelesaikan masalah yang tak bisa dilakukan orang lain.”
Jordi Cruyff Sangat Adaptif
Albert Capellas paham betul karakter dan kinerja Jordi Cruyff karena pernah berkolaborasi pada dua kesempatan. Pertama, di Maccabi Tel Aviv pada 2016-17. Saat itu, Jordi menjadi direktur olahraga dan sempat menangani tim pula sebagai pelatih sementara. Kedua, di Chongqing Dangdai Lifan pada 2018-19.
Dari pengalaman kolaborasi itu, Capellas menangkap kesan baik. Jordi, menurut dia, mampu merebut hati para suporter. Menurut pelatih asal Spanyol itu, kesuksesan Jordi terletak pada kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak Johan Cruyff itu dengan cepat memahami kultur sepak bola di tempatnya bekerja.
“Ketika Jordi meninggalkan Maccabi Tel Aviv, para fan menunjukkan sebuah tifo di stadion. Untuk seorang direktur olahraga, itu tak pernah terjadi di dunia sepak bola. Saya juga sangat terkejut dengan caranya memahami mentalitas orang-orang Cina karena memang benar-benar berbeda,” ujar Capellas lagi.
Lebih lanjut, pelatih timnas Filipina itu mengungkapkan, “Itulah salah satu momen yang membuat saya berpikir, ini sangat pintar, sangat cerdas, karena kami mengusung gaya sepak bola Eropa, sementara cara orang-orang di Cina, para pemain, anggota dewan direksi, dan staf, benar-benar berbeda.”