Hebohnya Emak-emak Ponorogo dalam Lomba Baris Berbaris HUT RI ke-80
Ratusan emak-emak di Ponorogo mengikuti lomba baris berbaris dalam rangka memperingati HUT RI ke-80. Mereka tampil dengan berbagai macam dandanan yang menarik perhatian. Nuansa merah putih lebih kental, dan beberapa di antaranya menggunakan kebaya maupun baju khas daerah.
Lomba ini diikuti oleh 50 RT dari Kelurahan Kertosari. Rute yang dilalui mencapai total 3 kilometer, mulai dari depan STKIP Ponorogo ke selatan, lalu Jalan Pramuka ke timur, sampai perempatan Jalan Barong ke utara. Kemudian melanjutkan ke barat Jalan Batoro Katong, Jalan Cinde Wilis ke selatan, dan finish di Balai Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Para peserta terdiri dari 350 orang, dengan masing-masing grup terdiri dari 7 anggota. Saat start, mereka menunjukkan yel-yel yang telah dipersiapkan serta defile sepanjang jalan. Salah satu peserta teriak, “Sepatu wes, celono wes, kaos wes, kocomoto joss (sepatu sudah, celana sudah, kaos sudah, kacamata joss). Gak mau jalan, maunya digoyang, gak mau jalan maunya digoyang,” yang mengundang tawa penonton.
Revitalisasi JPO Siola Surabaya
Pemkot Surabaya melakukan revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siola di Jalan Tunjungan. Jembatan ini berusia 38 tahun dan dikhawatirkan akan ambruk. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa kekuatannya telah dihitung dan harus terkoneksi dengan kondisi Jalan Tunjungan saat ini.
Desain baru JPO Siola akan lebih modern, terbuka, dan terintegrasi dengan pemandangan sekitar. Nantinya, warga dapat melihat pemandangan Jalan Tunjungan dari ketinggian saat melintas di atas jembatan. “Istilahnya terkoneksi dengan pemandangan sekitar,” ujar Wali Kota Eri.
Protes Orang Tua Murid Terhadap Imbauan Pelajar Pakai Atribut Arema
Tidak hanya kalangan ASN, tetapi juga pelajar sekolah di Kota Malang diimbau untuk memakai atribut klub sepak bola Arema FC. Hal ini sebagai bentuk menyemarakkan ulang tahun klub Singo Edan yang berusia 38 tahun pada tanggal 11 Agustus 2025 mendatang.
Namun, anjuran tersebut sempat mendapat protes dari orang tua murid di salah satu sekolah. Dalam cuitannya di media sosial, wali murid menyampaikan keberatannya karena harus membeli atribut Arema yang tidak ada korelasi dengan pendidikan anaknya. Informasi pemakaian atribut Arema disampaikan langsung oleh pihak sekolah.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa anjuran tersebut bersifat imbauan dan tidak wajib bagi kalangan pelajar. Ia menekankan bahwa kebijakan ini hanya bersifat saran dan tidak wajib diikuti.