Julian Nagelsmann Diminta Tiru Rudi Voeller

OLAHRAGA274 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Dua kekalahan timnas Jerman dari timnas Turkiye dan Austria telah membuat pelatih Julian Nagelsmann dihujani kritik. Salah satunya dari legenda Die Mannschaft, Lothar Matthaeus. Menurut Matthaeus, Nagelsmann justru seperti meneruskan langkah keliru pendahulunya, Hansi Flick.

Langkah keliru tersebut adalah eksperimen tak jelas yang tak membuahkan hasil memuaskan. Saat melawan Turkiye dan Austria, Julian Nagelsmann menurunkan Kai Havertz sebagai bek kiri. Bagi Matthaeus, eksperimen seperti ini boleh-boleh saja dilakukan, tapi untuk saat ini tidakpada tempatnya.

Getty Images

“Saya paham Julian dan tak masalah jika dia mencoba selalu seperti di posisi double six atau di bek kiri dengan Kai Havertz. Masalahnya, kita tak lagi punya waktu!” ujar Matthaeus seperti dikutip InfoMalangRaya dari kolomnya di Sky.

Lebih lanjut, pemegang caps terbanyak timnas Jerman itu meminta Nagelsmann meniru langkah Rudi Voeller yang jadi karetaker saat melawan Prancis. “Voeller memainkan sistem yang paling cocok dengan timnya saat melawan Prancis. Nagelsmann pun melanjutkan itu dan tak melakukan banyak eksperimen saat lawatan ke AS dan hasilnya bagus,” kata dia.

Perjudian Julian Nagelsmann

Meskipun hanya menangani timnas Jerman pada satu pertandingan, Rudi Voeller dinilai Lothar Matthaeus mampu memberikan banyak kejelasan di dalam tim. Entah itu soal gaya main maupun formasi. Kini, Julian Nagelsmann justru memperbanyak tanda tanya dengan eksperimennya. Padahal, dia seharusnya menyingkirkan ketidakpastian yang ada.

“Dalam beberapa bulan terakhir, bahkan sebelum Nagelsmann tiba, DFB gagal menetapkan hal-hal findamental: Apa yang kami inginkan dengan tim kami? Sistem apa yang akan dimainkan? Pemain-pemain mana yang ideal untuk sistem itu? Kami beutuh ide-ide dasar yang jelas,” kata Matthaeus lagi.

Getty Images

Secara khusus, soal perubahan posisi secara ekstrem seperti yang dilakukan terhadap Kai Havertz, Matthaeus menyebutnya sebagai perjudian besar. Dia mengingatkan, Havertz terlatih dan tertempa sebagai penyerang. Ketika ditempatkan sebagai bek, dia bisa saja melakukannya, tapi instingnya tetaplah sebagai penyerang.

Perubahan itu juga menimbulkan ketidakpastian lain di dalam tim. Kini, makin tak jelas siapa yang jadi bek kiri andalan Jerman. Demikian pula di lini tengah ketika Julian Nagelsmann terus mengubah komposisi double six. Dia mengingatkan, “Para pemain butuh kejelasan. Namun, tak ada yang tahu siapa yang akan berada di tim.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *