InfoMalangRaya.com—Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan jumlah populasi penduduk Indonesia usia muda akan mengecil di tahun 2050. Guna menjaga keseimbangan penduduk serta memanfaatkan bonus demografi, Ma’ruf Amin menganjurkan masyarakat untuk segera menikah.
“Jumlah usia muda itu mengecil di 2050, yang tua-tua makin banyak. Jadi anjurannya itu dilakukan keseimbangan, jangan menunda nikahnya,” ujarnya kepada media usai menghadiri Musrenbangnas Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2024 dan peluncuran prediksi penduduk 2020—2050 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (16/5/2023).
“Kalau tidak, nanti prediksinya banyak yang tua (pada 2050) dan yang muda, yang produktif itu rendah,” lanjut Wapres di kanal YouTube Wakil Presiden RI.
Menurut Ma’ruf, jika tidak keseimbangan, maka jumlah penduduk Indonesia bisa kalah dengan Nigeria dan Pakistan pada 2045. Karena itu, perencanaan Keluarga Berencana (KB) harus segera dilakukan.
“Perencanaan yang baru ya yang disesuaikan sehingga tidak lagi ..kalau tadi prediksinya itu kita bisa kalah nanti oleh Nigeria dan Pakistan pertumbuhannya,” ujar Wapres Ma’ruf Amin.
Sebelumnya, dalam agenda penetapan RKP 2024 dan peluncuran prediksi penduduk 2020—2050 Wapres mengatakan jumlah penduduk Indonesia sendiri diperkirakan akan tersusul oleh Nigeria dan Pakistan pada 2045, dimana pada 2025 prediksi saat ini Indonesia masih menjadi Negara keempat terbesar di dunia dengan 285 juta penduduk.
Adapun, Nigeria serta Pakistan masing-masing berada di posisi kelima dan keenam dengan jumlah penduduk masing-masing 249,95 juta dan 234,57 juta.
Sementara itu, pada 2045 akan terjadi pergeseran dimana Indonesia akan turun menjadi Negara keenam dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu mencapai 324,05 juta orang, sedangkan Nigeria naik menjadi di posisi keempat di 349,60 juta dan Pakistan di posisi kelima dengan jumlah 345,82 juta orang.
“Kita bisa kalah nanti dari Nigeria dan Pakistan pertumbuhannya nanti. Jadi satu ketika kita memang pertumbuhannya mesti ditingkatkan. Namun, pada waktu yang lain perlu ada keseimbangan. Nanti tolong disusun strategi barunya seperti apa,” ucapnya.
Wapres Ke-13 RI ini menyebut Indonesia tengah dihadapkan dengan perlambatan jumlah penduduk dan krisis depopulasi pada 2045 mendatang.
Saat Indonesia memasuki masa emas yaitu 100 tahun berdirinya, masyarakat Indonesia akan didominasi oleh penduduk berusia tua sebab pertumbuhan rata-rata di Indonesia sebesar 0,67 persen setiap tahunnya dan terus mengalami perlambatan.
“Jumlah penduduk usia muda itu mengecil, sedangkan yang tua-tua makin banyak, ini saya kira perlu anjuran supaya ada keseimbangan, jadi masyarakat juga jangan menunda nikahnya, sebab kalau tidak prediksinya nanti akan tepat yaitu yang banyak yang penduduk usia tua pada 2045 dan yang muda yang produktif itu rendah,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat bahwa proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045.
Sementara itu, penduduk usia 65 tahun ke atas naik signifikan dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045, sedangkan untuk usia kerja 15—64 tahun juga menurun dari 69,28 persen pada 2020 menjadi 65,79 pada momentum 100 tahun Indonesia. Adapun, jumlah penduduk diperkirakan akan mencapai 324 juta orang pada 2045.
Orang nomor dua di Indonesia itu menegaskan agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dapat membuat peta jalan baru terkait dengan keseimbangan penduduk di Indonesia pada 2045 mendatang.
“Ya saya pikir mengenai masalah rencana keluarga berencana itu harus dilakukan perencanaan yang baru dan disesuaikan, sebab kalau itu prediksinya benar maka akan berbahaya,” ujar Ma’ruf Amin.
Di sisi lain, Ma’ruf Amin menekankan dokumen Proyeksi Penduduk 2020-2050 harus menjadi rujukan seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyusun program yang mengoptimalkan bonus demografi.
“Dokumen Proyeksi Penduduk 2020-2050 yang hari ini diluncurkan harus menjadi rujukan bagi K/L dan pemerintah daerah untuk menyusun program-program yang dapat mengoptimalkan potensi bonus demografi tersebut,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam laporannya menyampaikan Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 dilakukan bersama Badan Pusat Statistik.
Isi dokumen Proyeksi Penduduk 2020-2050 antara lain memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun-tahun tersebut, serta menggambarkan kaum generasi milenial dan generasi Z yang nantinya akan menjadi kelompok lanjut usia atau lansia seharusnya bisa melakukan beberapa hal, seperti memiliki jaminan pensiun, persiapan kesehatan dan lain sebagainya.*/(ant/bi)