Infomalangraya – KOTA BATU – Setelah pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu dinyatakan tuntas, sejumlah pekerjaan rumah (PR) sudah menunggu Pemkot Batu.
Mereka harus menyiapkan banyak hal, mulai dari operasional pasar, penataan pedagang, hingga kebersihannya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu Eko Suhartono menyatakan, meski pasar itu dibiayai pemerintah pusat, pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemkot.
”Pasar Induk Kota Batu itu bakal beroperasi 24 jam,” kata dia.
Untuk penataan pasar yang besar dan luas itu, dia menyebut perlu dilakukan simulasi.
”Konsepnya nanti lantai satu akan dibuat zona basah. Lantai dua khusus zona kering, dan lantai tiga untuk makanan dan kuliner,” kata dia kepada Info Malang Raya Radar Malang, kemarin (22/5).
Dari pantauan koran ini, kawasan Pasar Induk Among Tani Kota Batu sudah siap untuk diresmikan dan ditempati.
Taman di depan pasar sudah tertata rapi.
Empat eskalator juga bisa digunakan.
Kelistrikan dan lampu di area pasar siap.
Selain itu, toilet dan musala di setiap zona juga telah tertata dengan baik.
Sampai saat ini, Pemkot Batu masih berharap peresmian pasar tersebut dapat dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Sebelum jadwal peresmian itu, hal-hal yang berkaitan dengan operasional pasar bakal dikebut.
Salah satunya terkait penataan pedagang.
Eko membeberkan, total pedagang yang terdata di tempatnya berjumlah 3.306 orang.
Di dalamnya sudah termasuk 1.097 orang yang menjadi pedagang kali lima (PKL) di Pasar Pagi, yang menempati area dalam Stadion Gelora Brantas.
Untuk diketahui, 1.097 PKL Pasar Pagi itu belum memiliki Surat Keterangan (SK) usaha pedagang pasar.
”Tidak ada penambahan pedagang lagi. Karena data sudah kami kunci sesuai dengan dulu saat proses relokasi,” tegas Eko.
Dia menyebut bila pedagang bisa menempati Pasar Induk Among Tani Kota Batu mulai bulan Juni nanti.
Skema perpindahan pedagang dari tempat relokasi ke Pasar Induk Kota Batu akan dilakukan secara bertahap.
”Yang pindah terlebih dahulu adalah pedagang yang punya SK. Setelah satu bulan beroperasi, PKL Pasar Pagi boleh masuk dan ditata lagi,” tambahnya.
Di tempat lain, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Khamim Tohari berpesan agar aspek lain juga diperhatikan.
”Contohnya masalah sampah, dengan pasar yang besar ini, kebersihan harus jadi prioritas. Jangan sampai pembeli atau wisatawan tidak nyaman berkunjung ke Pasar Induk Batu,” jelasnya.
Dia juga mewanti-wanti agar area parkir mendapat perhatian khusus.
”Intinya parkir pasar jangan sampai ruwet. Harus ada area khusus parkir pembeli, kawasan mobil pengangkut barang atau sayur, dan sebagainya,” papar dia.
Pedagang Berharap Tak Ada PKL Liar
Perasaan waswas mulai menghinggapi para pedagang sebelum berpindah ke Pasar Induk Kota Batu.
Salah satu yang dikhawatirkan mereka yakni menjamurnya pedagang kaki lima (PKL).
Rubianto, Ketua Paguyuban PKL Pasar Pagi mengatakan, jika masih ada PKL liar di pinggir jalan, itu akan membuat pembeli berhenti di area tersebut.
Sehingga minat warga untuk mengunjungi pasar bakal berkurang.
”Akhirnya, barang dagangan yang ada di pasar tak bisa terjual dengan maksimal,” kata pria berusia 54 tahun itu.
Karena itu, dia berharap agar petugas yang menegakkan aturan.
Sehingga tidak ada lagi transaksi jual beli di pinggir jalan.
”Kalau bisa ya seluruh PKL liar itu ditertibkan,” tambah dia.
Terkait dengan perpindahan ke pasar induk, dia menyebut bila sikap para pedagang di pasar pagi berbeda-beda.
”Fifty-fifty. Kalau yang merasa nyaman ya inginnya lebih lama (di area dalam Stadion Brantas),” ujarnya.
Menurutnya, bagian yang ramai di pasar pagi ada di sisi timur bagian selatan.
Itu karena di sana ada akses pintu yang lebar.
Disinggung terkait skema pembagian lapak di pasar induk, dia mengaku bila sampai kemarin belum ada pemberitahuan lanjutan.
”Kalau informasi sementara akan ditempatkan di sisi belakang (selatan pasar) lantai satu,” tutur warga Kelurahan
Sementara itu, Muhammad Rofii, salah satu koordinator zona konveksi di pasar pagi mengatakan, pihaknya sudah siap untuk segera pindah ke pasar baru.
”Kalau benar-benar sudah siap, kami ya inginnya segera (pindah),” ujar dia.
Rofii juga berharap pasar itu bisa diresmikan oleh presiden.
”Kan juga dibangun dengan uang negara, sekaligus bisa menjadi ajang promosi Kota Batu di tingkat nasional,” jelasnya.
Kepala UPT Pasar Batu Agus Suyadi mengatakan jika setelah pembangunan selesai, nanti akan dilakukan penomoran di bedak-bedak.
”Penomorannya mungkin (berjalan) sekitar dua mingguan,” ujarnya.
Lalu setelah itu dilakukan pembagian bedak-bedak kepada pedagang.
Setelah tuntas, pedagang akan dipindahkan secara bergantian. (ifa/iza/by)