InfoMalangRaya.com– Junta militer Myanmar, hari Rabu (3/5/2023), mengatakan pihaknya membebaskan lebih dari 2.100 tahanan politik dengan alasan kemanusiaan.
Stasiun televisi pemerintah MRTV melaporkan bahwa ketua dewan militer Myanmar, Min Aung Hlaing, memberikan pengampunan kepada 2.153 tahanan pada hari perayaan paling suci untuk umat Buddhis, menandai kelahiran penerangan agung dan kematian Buddha (Waisak).
Pembebasan dimulai pada hari Rabu ini, dan kemungkinan akan rampung dalam beberapa hari. Nama-nama mereka yang dibebaskan tidak dirilis, tetapi tidak termasuk Aung San Suu Kyi yang dihukum 33 tahun penjara untuk belasan dakwaan.
Ketentuan pengampunan memperingatkan bahwa jika tahanan yang dibebaskan melanggar hukum lagi, mereka harus menjalani sisa hukuman awal mereka di samping hukuman lain apa pun yang akan diberikan untuk pelanggaran baru, lansir Associated Press.
Pembebasan tahanan massal biasa terjadi pada hari libur besar di Myanmar. Pembebasan serupa terakhir dilakukan pada Juli 2021, ketika 2.296 tahanan dibebaskan.
Assistance Association for Political Prisoners mengatakan pada hari Selasa bahwa 17.897 orang yang ditahan sejak kudeta militer tahun 2021 masih mendekam di tahanan. Kelompok itu giat mendata jumlah penangkapan dan korban tindak represif junta militer.
Hingga hari Selasa kemarin, 3.452 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak militer mengambil alih kekuasaan, menurut laporan Assistance Association for Political Prisoners.
Pekan lalu, bekas sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak militer Myanmar untuk mengambil inisiatif guna menemukan jalan keluar dari krisis politik yang penuh kekerasan di negara tersebut, termasuk melepaskan tahanan politik.*