InfoMalangRaya, Indonesia – Pemain Juventus, Timothy Weah, meyakini bahwa alasan I Bianconeri merekrutnya karena mereka ingin bermain lebih menyerang dari musim lalu. Weah menjelaskan instruksi yang diberikan Massimiliano Allegri kepadanya.
Weah menjadi satu-satunya rekrutan Juventus musim panas ini. Dia direkrut dari Lille dengan biaya 11,3 juta euro.
Weah naturalnya adalah seorang penyerang, namun dia bisa bermain sebagai full-back. Weah yakin versatility-nya bisa membuat Juventus menjadi tim yang lebih menyerang.
“Ini sangat menarik. Musim lalu, mendapatkan pengalaman pertama saya bermain di posisi (bek sayap) itu baik-baik saja. Itu masih merupakan fase pembelajaran bagi saya dan datang ke Juve, itu menyenangkan,” kata Weah seperti dilansir InfoMalangRaya dari Football Italia.
“Wes (McKennie) banyak membantu hanya dengan memahami banyak hal, tapi saya pikir Juve lebih merupakan tim bertahan musim lalu dan klub jelas membawa saya untuk bermain lebih banyak peran menyerang dari belakang, yang saya memang suka lakukan, berlari di pertahanan dan hanya memberikan tekanan.
“Allegri pada dasarnya mengizinkan saya melakukan apa pun yang saya inginkan sambil tetap menjaga pentingnya pekerjaan teknis apa pun yang kami miliki. Tidak jauh berbeda.
“Saya hanya perlu bertahan sedikit lagi, namun saya bersenang-senang. Saya pada dasarnya melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan sebagai pemain sayap, jadi ini sungguh menyenangkan.”
Timothy Weah Soal Weston McKennie
Weah juga mengatakan pindahnya dia ke Juventus bisa membuat kerja samanya dengan rekan senegaranya, Weston McKennie menjadi lebih baik, dan ini menguntungkan untuk timnas AS.
“Saya kira ini merupakan hal positif yang besar karena kami sudah memiliki pemahaman yang cukup baik. Saya memahami cara dia bermain, dia memahami cara saya bermain, jadi chemistry kami sangat bagus,” ujar Weah.
“Sekarang kami berada dalam latihan tim yang sama setiap hari, itu akan menjadi lebih baik lagi ketika kami datang ke kamp latihan AS. Semuanya sangat lancar, jadi mudah-mudahan itu bisa diterapkan dalam permainan.
“Kami senang saja. Kami senang berada di momen ini. Kami senang bisa bertemu satu sama lain di Turin dan di tim nasional, jadi kami akan mengambil langkah demi langkah dan menikmatinya.”
