Pentingnya Persiapan Matang dalam Pengembangan Wisata Air Kalimalang
Pengembangan wisata air di aliran Kalimalang menjadi salah satu rencana strategis yang sedang dipertimbangkan oleh Pemerintah Kota Bekasi. Namun, sejumlah pihak memandang perlu adanya persiapan yang matang agar proyek ini dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, memberikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan.
Kualitas Air sebagai Faktor Utama
Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah kualitas air. Aliran Kalimalang tidak hanya menjadi sumber air bersih bagi DKI Jakarta, tetapi juga memiliki potensi sebagai destinasi wisata. Namun, aktivitas wisata seperti perahu atau tumpahan bahan bakar bisa mengganggu kondisi air. Selain itu, sampah yang dibuang sembarangan juga bisa merusak kebersihan sungai. Oleh karena itu, pengelolaan sampah dan pembuangan limbah harus diperhatikan secara serius.
Desain Jembatan dan Dermaga yang Memenuhi Standar
Selain kualitas air, desain jembatan dan dermaga juga harus mematuhi aturan teknis serta perhitungan banjir. Wildan menekankan bahwa fungsi utama sungai jangan sampai terganggu hanya demi keindahan. Desain yang baik harus mampu menjaga keberlanjutan dan keamanan lingkungan sekitar.
Kerja Sama Lintas Wilayah
Pemerintah Kota Bekasi perlu melakukan kerja sama dengan instansi lain seperti Perum Jasa Tirta (PJT) II dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini penting untuk memastikan kepastian hukum dan teknis dalam operasional wisata air. Tanpa kesepakatan yang jelas, bisa saja terjadi konflik kepentingan atau penundaan proyek.
Perencanaan Pengelolaan Sampah dan Lalu Lintas
Kawasan wisata Kalimalang terletak di Jalan Kalimalang yang padat kendaraan. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan matang terkait pengelolaan sampah dan lalu lintas. Tanpa perencanaan yang baik, wilayah tersebut bisa terlihat indah di brosur, tetapi kumuh di lapangan.
Potensi Positif Wisata Air Kalimalang
Meski ada tantangan, Wildan melihat potensi positif dari pengembangan wisata air Kalimalang. Proyek ini bisa membuka ruang publik hijau yang nyaman untuk warga. Selain itu, pengembangan UMKM di sektor kuliner, seni, dan kerajinan juga bisa dimaksimalkan, dengan standar ramah lingkungan.
Edukasi Masyarakat tentang Pentingnya Menjaga Sumber Air
Wisata air Kalimalang juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Lebih dari 85 persen pasokan air bersih untuk DKI Jakarta bergantung pada aliran Jatiluhur–Kalimalang. Dengan demikian, keberlangsungan hidup jutaan orang ditentukan oleh kondisi sungai ini. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya menjaga sumber air baku.
Regulasi yang Harus Dipatuhi
Setiap rencana wisata harus tunduk pada aturan dan fungsi utama aliran Kalimalang. Beberapa regulasi yang relevan antara lain:
– Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, yang menegaskan pengelolaan air wajib menjamin keberlanjutan, fungsi sosial, dan lingkungan.
– Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2015 tentang garis sempadan sungai, yang melarang pembangunan sembarangan di bantaran.
– Perda Kota Bekasi Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024–2044, yang mengatur koridor Kalimalang sebagai kawasan strategis yang harus dijaga.
Artinya, proyek ini tidak bisa dijalankan sekadar dengan semangat “membangun ikon”, tetapi harus dipagari hukum, dikawal sains, dan diawasi publik. Dengan persiapan yang matang dan pengelolaan yang tepat, wisata air Kalimalang bisa menjadi destinasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.