Penolakan Warga terhadap Rencana Pengembangan Kalimalang sebagai Wisata Air dan Kuliner
Warga sekitar wilayah Kalimalang di Kota Bekasi menunjukkan penolakan terhadap rencana pemerintah setempat yang ingin mengubah aliran Kalimalang menjadi destinasi wisata air dan kuliner. Mereka merasa bahwa anggaran yang dialokasikan untuk proyek tersebut lebih baik digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak, seperti perbaikan infrastruktur jalan.
Hanantyo (27), salah satu warga setempat, menyampaikan pandangannya secara langsung kepada media. Ia menilai bahwa dana yang disiapkan untuk proyek wisata sebaiknya digunakan untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak atau berlubang di sepanjang Jalan Kalimalang. Menurutnya, jika masalah jalan sudah terselesaikan, baru bisa dilakukan inovasi lain seperti pengembangan wisata air.
“Lebih baik dana digunakan untuk perbaikan jalan atau pelebaran jalan sepanjang Jalan Kalimalang, masih banyak jalan rusak dan berlubang,” ujarnya. “Kalau perbaikan jalan atau galian udah diberesin, baru boleh berinovasi ada wisata air supaya cakep.”
Selain itu, Hanantyo juga khawatir dengan dampak lalu lintas yang akan terjadi jika area pinggir jalan dipenuhi oleh pengunjung. Ia mengkhawatirkan kemacetan yang semakin parah akibat adanya kapal-kapal wisata dan tempat-tempat kuliner yang akan dibangun di sepanjang aliran Kalimalang.
“Nanti di aliran ada kapal-kapal sama kanan kiri ada kulineran malah bikin kawasan situ jadi macet lebih parah,” katanya.
Rizky (20) juga menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya, pembangunan wisata air dan kuliner di sepanjang Kalimalang kurang tepat karena lokasinya berada di jalan yang rawan macet, seperti Jalan KH Noer Ali. Ia merasa khawatir jika area tersebut menjadi ramai karena jumlah pengunjung yang besar.
“Kalau jadi tempat wisata kan otomatis bakal ramai, kan, banyak pengunjung, bahaya enggak ya di pinggir jalan begini?” tanyanya. Ia menilai posisi Kalimalang depan Metropolitan Mall sampai Grand Kota Bintang tidak strategis untuk dijadikan destinasi wisata air.
Pendanaan Proyek Wisata Air dan Kuliner Kalimalang
Proyek pengembangan Kalimalang ini didukung oleh dana dari pihak swasta, yaitu PT Mizu melalui program corporate social responsibility (CSR) senilai Rp 36 miliar. Selain itu, Pemkot Bekasi juga menyediakan tambahan dana sebesar Rp 30 miliar, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan dana tambahan sebesar Rp 60 miliar.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menjelaskan bahwa Pemkot Bekasi akan menyiapkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk membangun pedestrian. Ia berharap sisa pembangunan dapat mencapai kawasan Kota Bintang dan selesai pada tahun depan.
Direktur Utama BUMD PT Mitra Patriot, David Rahardja, menambahkan bahwa renovasi jembatan akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, anggaran awal hanya berasal dari CSR PT Mizu, dan proyek diperkirakan mulai beroperasi pada Januari 2026.
“Pengelolaannya akan dikelola BUMD, PT Mitra Patriot, dan kami akan bekerja sama dengan pihak ketiga melalui proses lelang. Nanti, jembatan di atas aliran Kalimalang akan bisa dilalui kapal, dan di sisi jembatan akan ada wisata kuliner,” jelas David.
Desain dan Perkembangan Proyek
Proyek renovasi ini dimulai dari depan Metropolitan Mall hingga kawasan superblok Grand Kota Bintang. Desain jembatan melengkung akan memungkinkan kapal melewati tengahnya, sementara di sisi jembatan akan disediakan fasilitas kuliner. Dengan konsep ini, diharapkan Kalimalang dapat menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman bagi pengunjung.







