Surabaya (IMR) – Suasana upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 di Balai Kota Surabaya meninggalkan kesan mendalam bagi Rosyid Hanifudin dan Ahmad Zulfikar.
Keduanya adalah eks narapidana terorisme (napiter) asal Surabaya. Mereka bersama 13 orang eks napiter lainnya mengikuti jalannya upacara dengan penuh khidmat, sekaligus merasakan semangat kebangsaan yang membangkitkan optimisme baru.
“Pesan dan kesan kami setelah mengikuti upacara ini sungguh luar biasa. Ada rasa haru dan bangga bisa berdiri bersama masyarakat lainnya, merayakan kemerdekaan. Bagi kami, kemerdekaan berarti kesempatan untuk berubah, memperbaiki diri, dan membuktikan bahwa kami bisa kembali menjadi bagian dari bangsa ini,” ujar Rosyid Hanifudin.
Senada dengan sang kakak, Ahmad Zulfikar juga menyampaikan rasa syukurnya. “Upacara ini memberi makna mendalam, seolah mengingatkan bahwa kemerdekaan adalah amanah. Amanah untuk menjaga persatuan, sekaligus peluang bagi kami untuk menata masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Keduanya pun mengakui, proses pembinaan dari BNPT dan Pemerintah Kota Surabaya yang mereka jalani sejauh ini berjalan dengan baik. Dukungan yang datang dari BNPT dan Pemerintah Kota Surabaya, aparat keamanan, hingga lembaga masyarakat, dinilai memberi dampak nyata dalam perjalanan mereka kembali beradaptasi di tengah masyarakat.
“Proses pembinaan yang kami terima sangat membantu. Kami diberi pendampingan, hingga dukungan moral dan modal. Itu membuat kami merasa diterima kembali, tidak dipandang sebelah mata, dan lebih percaya diri untuk memulai usaha dan kehidupan baru,” jelas Ahmad Zulfikar.

Di momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini, Rosyid dan Ahmad sama-sama menyampaikan harapan agar BNPT dan Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat dukungan terhadap eks napiter dan mitra binaan lainnya.
“Kami berharap ada program yang berkelanjutan, khususnya di bidang ekonomi dan keterampilan kerja. Bagi kami, kemandirian itu kunci agar bisa benar-benar bangkit. Dengan dukungan itu, kami yakin bisa membuktikan diri, berkontribusi untuk masyarakat, dan menjaga persatuan bangsa,” tegas Rosyid.
Kisah dua saudara ini menjadi gambaran bahwa proses pembinaan dan deradikalisasi tidak hanya membuka jalan menuju perubahan, tetapi juga menumbuhkan harapan baru bagi eks napiter untuk berperan positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kepala Bakesbangpol Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru menjelaskan, bahwa kegiatan hari ini ialah kegiatan rutin tahunan yaitu Tasyakuran HUT RI tentunya yang sekarang ke-80.
“Ya kami selalu bersama-sama melibatkan mitra ninaan, yakni eks napiter untuk ikut teribat memeriahkan dalam memperingati HUT RI. Harapannya juga supaya mempererat persatuan-kesatuan di Indonesia sampai dengan anak cucu sampai turunan. Jadi, tidak ada lagi perpecahan di antara kita semua,” tukasnya.
“Terus kemudian sama-sama mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan positif terutama dari mitra binaan kita dapat mengisi HUT RI dengan ikut terlibat dalam peringatan HUT RI. Mereka yang ikut serta dalam upacara bendera di Balai Kota Surabaya terdapat 15 mitra binaan atau eks napiter yang akan ikut dalam upacara,” pungkasnya. [tok/beq]