InfoMalangRaya, Indonesia – Serangan bertubi-tubi terus didapatkan Karim Benzema, striker Al Ittihad, setelah mengunggah keprihatinan terhadap konflik Israel vs Palestina di Jalur Gaza. Beberapa politikus Prancis melontarkan tudingan-tudingan miring karena vokal membela Palestina.
Awalnya, Benzema dituding sebagai agen propaganda Hamas oleh Nadine Morano, politikus Prancis yang juga anggota Parlemen Eropa. Lalu, serangan berikut datang dari Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin.
Seperti Morano, Darmanin juga mengaitkan eks striker Real Madrid itu dengan kelompok yang dicap radikal dan teroris oleh dunia barat. “Seperti kita semua sudah tahu, Karim Benzema memang punya hubungan erat dengan Ikhwanul Muslimin,” kata Darminan kepada C News seperti dikutip InfoMalangRaya dari Football Espana.
Klaim sang menteri langsung memantik serangan lain untuk Benzema. “Jika klaim menteri dalam negeri benar, kita harus mempertimbangkan sanksi untuk Benzema. Sanksi simbolis pertama bisa dengan mengambil Ballon d’Or. Lalu, kita harus meminta dia melepas kewarganegaraannya,” ucap Senator Valeria Boyer.
Pengacara Karim Benzema Angkat Bicara
Hingga saat ini, Karim Benzema memang masih bungkam. Eks penyerang timnas Prancis itu seolah tak peduli. Namun, jawaban keras sudah dilontarkan pengacaranya, Hugues Vigier. Dia membantah semua tudingan miring terhadap sang klien.
“Itu tidak benar! Karim tidak pernah memiliki hubungan sedikitpun dengan organisasi ini (Ikhwanul Muslimin)!” ujar Vigier kepada Le Parisien. “Kami sedang mempertimbangkan proses untuk menteri ini terkait hukum soal manipulasi informasi.”
Dia menambahkan, tuduhan dari Darmanin termasuk pencemaran nama baik, bahkan mengarah pada penghinaan di muka umum. Ironisnya, hal itu diucapkan oleh mereka yang berada di pemerintahan.
Keterbukaan sejumlah pesepak bola muslim dalam memosisikan diri dalam menyikapi konflik di Timur Tengah memang terus menuai kontroversi. Benzema bukan satu-satunya. Anwar El Ghazi bahkan sudah dilepas oleh 1.FSV Mainz 05. Lalu, Noussair Mazraoui juga sudah diultimatum dan kemungkinan dijatuhi sanksi berat oleh Bayern Munich.