Desa Donowarih Diguncang Perdebatan Akibat Karnaval Sound Horeg
Desa Donowarih, yang terletak di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, kini menjadi sorotan publik akibat perayaan karnaval yang digelar. Acara tersebut memicu berbagai respons dari masyarakat, terutama karena penggunaan sound horeg yang dinilai cukup keras.
Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widy Hartono, menjelaskan bahwa Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol.5 diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Acara ini telah mendapat dukungan penuh dari warga setempat, termasuk penggunaan sound horeg sejak tahun ketiga penyelenggaraannya.
“Karnaval dilaksanakan setiap dua tahun dan kali ini merupakan penyelenggaraan yang kelima. Penggunaan sound horeg mulai dilakukan sejak tahun ketiga, dan itu atas permintaan warga,” ujar Ary kepada media lokal beberapa waktu lalu.
Pemerintah Desa Donowarih juga telah menerbitkan Surat Pemberitahuan nomor Pem400/125/35.07.23.2008/2025. Dalam surat tersebut, warga diimbau untuk menjaga jarak selama acara berlangsung. Terutama bagi warga yang memiliki bayi, anak kecil, anggota keluarga yang sedang sakit, atau lansia.
“Kami mengimbau seluruh warga yang tinggal di sekitar Jalan Raya Donowarih untuk menjaga jarak dari lokasi kegiatan. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat suara dari sound system yang akan digunakan cukup keras,” demikian isi surat tersebut.
Ary, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol.5, menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan informasi tentang acara ini melalui mobil keliling jauh-jauh hari sebelumnya. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan Fatwa MUI dan imbauan dari Polda Jatim.
“Jadi tidak mendadak, kami juga sudah sampaikan Fatwa MUI dan imbauan Polda Jatim, tetapi masyarakat tetap menghendaki karnaval menggunakan sound horeg. Dengan swasembada masyarakat 100 persen, kita kan pelayanan masyarakat,” ujarnya.
Ary juga mengklaim bahwa tidak ada warga Desa Donowarih yang keberatan dengan penyelenggaraan karnaval dua tahunan tersebut. Ia menegaskan bahwa kecurigaan terhadap penolakan warga berasal dari orang luar desa.
“Kecurigaan saya (bukan warga Donowarih yang menolak karnaval), kenapa saya menuduh orang luar Donowarih, karena sampai saat ini, belum pernah mendengar satupun warga Donowarih yang keberatan,” tegas Ary.
Dalam pertanyaan lanjutan, Ary mengatakan bahwa ada warga yang memilih untuk pindah sementara selama karnaval berlangsung. Namun, ia belum bisa memberikan data pasti karena belum melakukan pendataan. Yang jelas, ada warga yang berpindah dan mereka tidak protes.
“Ada yang berpindah, dan keluarganya pun nyaman. Salah satunya keluarga ibu saya. Dia tirah ke rumah anaknya atau ke mana gitu, tetapi dia tidak terkesan terpaksa ataupun kesan tidak nyaman,” ujar Ary.
Menurut Ary, Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol.5 berjalan lancar tanpa kendala serius. Masyarakat sangat antusias dan merasa senang serta terhibur selama acara berlangsung.
“Alhamdulillah lancar, tidak ada insiden apa pun dan sepanjang jalan yang kita lalui, warga bangga, mereka senang dan terhibur,” tukas Ary.