InfoMalangRaya.com – Liliana Mohammed, seorang mualaf wanita Bulgaria berusia 62 tahun berhasil lulus dari sekolah Al-Quran di Kano Nigeria. Hal tersebut mungkin biasa bagi orang yang lebih muda, namun ini menjadi pencapaian yang sangat luar biasa bagi seorang lansia.
Liliana datang ke Kano hampir tiga dekade yang lalu setelah menikah dengan mendiang suaminya, seorang pengusaha bernama Ibrahim Sambo, di Bulgaria.
Dia mulai belajar Al-Qur’an setelah masuk Islam satu dekade yang lalu. Mulanya ia mempelajari Al-Quran secara privat di rumah dibimbing gurunya, Malama Hafsa, Daily Nigerian melaporkan (05/12/2023).
“Saya memulai dari pelajaran privat, mengingat usia saya. Seorang guru mengaji, Malama Hafsa, datang untuk mengajari saya. Kami mulai dari awal, dengan transliterasi sampai saya mulai belajar dengan huruf Arab,” kata Liliana.
“Dia terus mengajari saya cara membaca Alquran dengan huruf Arab sampai saya bisa membacanya sendiri. Dari sana, kami melanjutkan dari ayat ke ayat, surah ke surah sampai hari ini ketika saya lulus,” tambahnya.
Perjalanan Liliana menuju pencapaian ini merupakan bukti dedikasi dan komitmennya untuk belajar dan memahami Islam.
Liliana Mohammed, yang diwisuda bersama tiga siswa lainnya di Sekolah Islam Mamba’irrahman di Kano pada hari Sabtu, mengatakan bahwa ia menemukan kedamaian dan ketenangan sejak memeluk Islam.
“Islam telah memberi saya kedamaian. Al-Quran yang mulia juga menjadi panduan saya. Ketika saya membaca Al-Quran, Al-Quran juga membaca saya. Saya merasakan kedamaian dalam pikiran saya,” katanya.
Liliana mengatakan bahwa meskipun usianya sudah tua, ia sudah mulai menghafal Al-Quran.
Mengenai kehidupan di Kano, Liliana mengatakan bahwa ia menikmati tinggal di Kano karena mayoritas warganya merupakan Muslim dan dapat mempraktikkan Islam dalam suasana yang kondusif.
Menurutnya, waktu untuk shalat dan puasa sangat tepat dibandingkan dengan bagian lain di dunia.
Berbicara juga, putrinya, Hamida Sambo, memuji ibunya karena telah memberikan pendidikan yang baik yang membuat mereka bangga dengan keluarga dan masyarakat.
Ia mengatakan bahwa ibunya telah memberikan pelatihan di rumah yang membuat mereka menjadi orang yang baik di masyarakat.
“Sebagai orang Eropa yang tinggal di Kano, dia mengizinkan kami untuk berbaur dengan kerabat ayah kami dan mempraktikkan Islam seperti almarhum ayah kami. Kami berdoa kepada Allah untuk membalasnya dengan Jannatul Firdaus, Amiin,” katanya.*
Baca juga: Kisah Masuk Islamnya Uskup Filipina Pakar Alkitab