InfoMalangRaya.com – Amerika Serikat pada Rabu memveto sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang memungkinkan gencatan senjata di Gaza. Ini menjadikannya sebagai veto keempat yang AS gunakan untuk menghalangi resolusi gencatan senjata DK PBB sejak Oktober 2023.
Resolusi tersebut berisi tuntutan “gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen” di Gaza dan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina.
AS menjadi satu-satunya anggota yang menolak, sementara 14 lainnya setuju.
Pada Rabu pagi, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington akan menggunakan hak vetonya jika resolusi tersebut tetap dipertahankan dalam bentuk aslinya.
“Kami telah menjelaskan selama negosiasi, kami tidak dapat mendukung gencatan senjata tanpa syarat yang gagal membebaskan para sandera,” Robert Wood, perwakilan sementara AS untuk PBB, setelah pemungutan suara.
Tidak seperti beberapa resolusi gencatan senjata sebelumnya, resolusi kali ini diajukan oleh 10 anggota Dewan Keamanan yang terpilih.
Sejak perang genosida ‘Israel’ di Gaza dimulai setahun yang lalu, penjajah ‘Israel’ telah menewaskan lebih dari 43.900 orang Palestina dan melukai lebih dari 103.000 orang, menurut angka kematian resmi dari kementerian kesehatan Palestina. Namun, beberapa perkiraan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai lebih dari 100.000 warga Palestina.
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Biden telah memberikan perlindungan diplomatik dan dukungan militer bagi upaya perang ‘Israel’ di Gaza, dan sekarang Lebanon, dan juga berperan dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Namun, setelah lebih dari satu tahun, perundingan gencatan senjata belum membuahkan hasil.
Awal bulan ini, Qatar, yang berperan penting dalam memfasilitasi perundingan damai, mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri sebagai mediator utama dalam perundingan Gaza kecuali jika ‘Israel’ dan Hamas berkomitmen penuh untuk melakukan gencatan senjata.
Dalam beberapa kesempatan, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu telah menolak proposal gencatan senjata yang diterima oleh Hamas, menentang saran dari lembaga keamanannya.
Hamas bersikeras bahwa kesepakatan gencatan senjata apa pun pada akhirnya harus mengarah pada penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Kelompok perjuangan Palestina ini telah menolak proposal terbaru terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera ‘Israel’ lantaran proposal tersebut tidak menjanjikan penarikan pasukan zionis dari Jalur Gaza.