InfoMalangRaya.com– Kelab malam “tertua dan terbesar” tempat di mana kalangan gay berjoget di Jerman menyatakanbangkrutsetelah hampir setengah abad berbisnis.
Masalah di manajemen dan merebaknya aplikasi ke can sesama jenis di antara faktor yang membuat SchwuZ terseok-seok tahun lalu dan pada bulan Mei terpaksa mempersingkat waktu operasi, mengurangi karyawan dan permintaan bantuan dari pelanggan setia kurang berhasil.
Hari Kamis (31/7/2025), pihak manajemen menulis pesan di Instagram, “SchwuZ sudah mengajukan pailit. Tapi: kami tidak ingin menyerah!”
Pesan itu menyoroti peran integral SchwuZ dalam dunia homoseksual di Berlin sejak didirikan pada 1977 di Kreuzberg, dua tahun kemudian membantu peluncuran pawai LGBT Christopher Street Day dan majalah gay Siegessäule.
SchwuZ, kependekan dari SchwulenZentrum atau pusat gay, pindah ke tempat yang jauh lebih besar dengan kapasitas 1.000 pengunjung di Neukölln pada tahun 2013. Perpindahan ini ternyata merupakan awal dari akhirnya.
Tahun ini kelab mengalami defisit setiap bulan sebesar €30.000-€60.000 (£26.000-£52.000), dengan pendapatan yang terus menurun, lapor lembaga penyiaran publik RBB.
Direktur pelaksana SchwuZ, Katja Jäger, menuding ekonomi yang lesu, klien inti yang menua, dan krisis yang merayap di dunia kelab Berlin, sebagai penyebab bisnisnya suram.
Lonjakan harga sewa dan listrik membuat banyak tempat hiburan malam yang sangat digemari di Berlin terancam tutup setelah tertatih-tatih bangkit pasca-Covid, dalam fenomena suram yang dikenal sebagai Clubsterben (kematian kelab-kelab malam).
Pada bulan Mei, SchwuZ memberhentikan 33 karyawan – sekitar sepertiga dari tenaga kerjanya, kebanyakan sudah bekerja lama. Tidak hanya itu, pertunjukan panggung bencong profesional juga dikurangi. Sementara aksi penggalangan dana hanya mengumpulkan €3.000 dari target €150.000.
Kelab itu sekarang berusaha menggalang dukungan LGBT untuk mengupayakan supaya tempat hiburan kaum pecinta sesama jenis itu tetap eksis.*