InfoMalangRaya.com — Isu diskriminasi Hijab di Karnataka, India yang memicu kontroversi internasional kini sampai ke lembah Kashmir. Para pelajar Muslim dilarang masuk lingkungah sekolah lantaran mereka memakai hijab.
Para pelajar dari sekolah Vishu Bharti kemudian menggelar aksi protes di depan sekolah mereka di Srinagar pada Kamis pagi. Para siswi mengaku pengelola sekolah memberitahu mereka bahwa larangan tersebut merupakan perintah dari “petinggi”.
“Kami disuruh ke Madrasah kalau mau pakai Abaya (penutup kepala). Administrasi sekolah memberi tahu kami bahwa kami merusak suasana sekolah,” kata para siswa yang memprotes.
“Go to a Madrassa, If you want to wear abaya”Hijab wearing students protest in Srinagar after they were allowed to enter the school on Thursday.Reports Firdous Qadri~ TK pic.twitter.com/QQrrB0lA77— The Kashmiriyat (@TheKashmiriyat) June 8, 2023
Para siswi mengatakan bahwa mereka tidak memiliki masalah dengan siapa pun yang datang dengan pakaian apa pun, tetapi mereka tidak boleh berhenti mengikuti pilihan mereka untuk menutupi kepala mereka. “Aap loug yahan ka mahoul kharab karte ho. Hijab pehnke kaand karte ho aur apne ghar walon ka naam kharab karte ho,” kata kepala sekolah kepada para siswi. (Kamu gadis berhijab telah merusak suasana sekolah. Kamu memalukan dan merusak nama keluargamu.)
“Siapa mereka untuk menilai kita karena apa yang kita kenakan. Kami didiskriminasi dalam kegiatan olahraga dan kegiatan ko-kurikuler lainnya. Mahasiswa laki-laki tetap merokok di dalam kampus, tidak ada yang mempermasalahkan hal itu, tetapi begitu mahasiswa perempuan mulai mengikuti apa yang mereka pilih, orang-orang bermasalah,” tanya seorang siswi yang ikut aksi protes.
Sementara itu, seorang wali siswa mengatakan bahwa siswa laki-laki merokok di dalam sekolah dan melakukan tindakan vulgar di dalam lingkungan sekolah.
Kepala sekolah saat dihubungi The Kashmiriyat mengatakan bahwa hijab tidak dilarang di sekolah.
“Hijab tidak masalah. Kami hanya meminta mereka untuk melepas Abaya karena banyak dari mereka yang datang dengan Abaya (penutup seluruh badan) warna-warni. Jilbab tidak dilarang di sini. Kami hanya ingin memastikan setiap siswa mengikuti kode berpakaian yang sama,” katanya.*
Leave a Comment
Leave a Comment