Kementerian Koperasi memberikan kesempatan baru untuk kemitraan yang didukung oleh berbagai organisasi koperasi internasional. Tujuannya adalah untuk memperkuat peran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Kopdes Merah Putih akan bekerja sama dengan International Cooperative Alliance (ICA) atau Aliansi Koperasi Internasional.
Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kementerian Koperasi, Destry Anna Sari, menyatakan bahwa pengembangan Kopdes Merah Putih mendapat dukungan positif yang signifikan. Hal ini terutama melalui rencana kerja sama resmi dengan ICA. Dia menegaskan bahwa dukungan berasal dari berbagai organisasi koperasi internasional seperti International Cooperative Alliance (ICA), ASEAN Cooperative Alliance, Cooperative Development Foundation, dan Desjardin Cooperative Bank Canada.
“Potensi besar kolaborasi tersebut untuk mempercepat operasionalisasi Kopdes Merah Putih ke depan,” ujar Destry dalam seminar internasional bertajuk “Building Food Security and Leveraging the Sustainability of the Merah Putih Village/Sub-District Cooperative Development in Indonesia” di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa, 18 November 2025.
Destry mengatakan bahwa ICA telah memahami berbagai kasus dan tantangan yang dihadapi Kopdes Merah Putih selama ini. Dengan adanya rencana Memorandum of Understanding (MoU) dengan ICA, dia berharap keanggotaan koperasi akan kembali aktif dan kolaborasi antarkoperasi dapat terbangun lebih kuat.
“Dukungan dari ICA akan melengkapi pengembangan skema bisnis yang ada, termasuk penyediaan tools yang sudah teruji di berbagai negara, namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia,” katanya.
Selain itu, Destry menjelaskan bahwa salah satu fokus utama pengembangan Kopdes Merah Putih adalah pemenuhan captive market yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan pasar secara seimbang. Menurutnya, langkah ini bisa mempercepat proses bisnis, terutama dalam mengonsolidasikan kebutuhan pertanian yang selama ini belum terkelola secara optimal.
“Kopdes Merah Putih juga akan berperan dalam memenuhi kebutuhan desa dan sekitarnya, serta mendukung berbagai program sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya,” ujar Destry.
Destry menambahkan bahwa Kopdes Merah Putih tengah mempersiapkan diri sebagai pengelola program-program tersebut. Karena itu, kata dia, potensi untuk memenuhi kebutuhan lokal sangat besar dan membuka peluang ekspor di masa depan karena didukung dengan jaringan dan akses pembelajaran yang akan dipertajam melalui MoU.
Dalam The International Year of Cooperatives (IYC) 2025, Destry menambahkan, menjadi momentum penting bagi seluruh dunia untuk menegaskan kembali peran koperasi dalam menghadapi tantangan global seperti ketahanan pangan, tekanan iklim, ketimpangan sosial, dan masa depan ekonomi pedesaan.
Dia mengatakan Indonesia merespons tantangan tersebut melalui pengembangan Kopdes Merah Putih, sebuah platform transformasi ekonomi yang berbasis partisipasi masyarakat, tata kelola digital, serta kelembagaan lokal yang tangguh.
“Kopdes Merah Putih diharapkan dapat memperkuat rantai pasok pertanian, memperluas akses terhadap kebutuhan pokok, meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.
Dalam rangka mewujudkan itu, Destry mengatakan kementeriannya memprioritaskan pengembangan talenta. Lebih dari 8.000 fasilitator business assistant dan 1.104 project management officer telah ditempatkan di seluruh Indonesia untuk membimbing koperasi dalam menjalankan operasional sehari-hari.
“Pendekatan pembelajaran secara praktik (learning-by-doing) diterapkan, guna memastikan kompetensi teknis dan kesiapan manajerial,” katanya.







