TNI Siap Berkontribusi dalam Misi Perdamaian di Gaza
Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kolonel (Arm) Rico Sirait, menyampaikan bahwa TNI siap mengirimkan personel ke Gaza untuk melaksanakan misi perdamaian setelah mendapatkan persetujuan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Pemerintah Indonesia pada prinsipnya bersikap siap berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan pengalaman panjang dalam misi perdamaian. Namun, seluruh keputusan tetap berada pada arahan presiden,” ujar Rico saat dikonfirmasi ANTARA di Morowali, Rabu.
Saat ini, TNI masih fokus dalam persiapan pasukan dan berbagai logistik yang akan dikirimkan ke Gaza. Meskipun begitu, TNI dan Kementerian Pertahanan belum menentukan skema pemberangkatan pasukan serta jadwal pengirimannya.
“Seluruh mekanisme dan perencanaan sementara masih berada pada tahap pembahasan internal Kemhan dan TNI, menunggu keputusan Presiden mengenai waktu, bentuk kontribusi, serta skema keterlibatan Indonesia,” jelas Rico.
Pembentukan ISF di Jalur Gaza
Dewan Keamanan PBB, Senin (17/11) lalu, mengadopsi resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk membentuk International Security Force (ISF) di Jalur Gaza. Menurut resolusi tersebut, ISF akan beroperasi di Gaza melalui kerja sama dengan Israel dan Mesir, serta memiliki mandat awal selama dua tahun.
Pasukan tersebut bertugas untuk:
- Mengamankan perbatasan Gaza
- Melindungi warga sipil
- Menyalurkan bantuan kemanusiaan
- Melatih kembali kepolisian Palestina
- Mengawasi proses pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata lainnya
Sebanyak 13 negara anggota DK PBB mendukung resolusi tersebut, sedangkan Rusia dan China menyatakan abstain.
Langkah Selanjutnya
TNI dan Kementerian Pertahanan terus memantau perkembangan situasi di Gaza dan menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden. Dalam hal ini, keputusan akhir mengenai kontribusi Indonesia akan bergantung pada beberapa faktor seperti waktu, bentuk partisipasi, dan skema keterlibatan yang akan diambil.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan adalah:
- Kapasitas dan kemampuan TNI dalam menjalankan tugas di luar negeri
- Kesesuaian dengan kebijakan luar negeri Indonesia
- Kesiapan logistik dan sumber daya yang diperlukan
- Kerja sama dengan PBB dan negara-negara lain yang terlibat dalam misi
Selain itu, TNI juga akan memastikan bahwa semua tindakan yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip perdamaian, kemanusiaan, dan keamanan global.
Tantangan dan Persiapan
Misi perdamaian di Gaza tentu bukanlah hal yang mudah. Situasi di wilayah tersebut sangat dinamis dan penuh tantangan. Oleh karena itu, TNI akan melakukan persiapan yang matang sebelum mengirimkan personel ke sana.
Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain:
- Pelatihan khusus bagi personel yang akan ditugaskan
- Pemetaan risiko dan strategi operasional
- Koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti PBB dan organisasi kemanusiaan
- Persiapan logistik dan peralatan yang dibutuhkan
Dengan persiapan yang baik, TNI berharap dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perdamaian di Gaza dan dunia secara keseluruhan.







