IMR
,
Jakarta
–
Stroke
bisa datang kapanpun. Banyak orang rutin memeriksa tensi, gula darah, dan kolesterol, tapi bagaimana dengan aliran darah ke otak, organ vital yang mengendalikan setiap fungsi tubuh? Terkadang, tanpa disadari, pelan, tapi pasti, aliran darah ke otak bisa terganggu, memicu serangan stroke yang mengubah hidup dalam sekejap.
Dokter Spesialis Saraf di Bethsaida Hospital Puspasari mengatakan stroke bisa menyerang siapa saja, kapan saja, namun dengan gaya hidup sehat dan
deteksi dini
, penyakit ini bisa dicegah. “Ketika gejala stroke sudah terjadi secara berulang, waktu penanganannya mulai menyempit. Prosedur Transcranial Doppler (TCD) bisa menjadi cara untuk mengambil head start dalam penanggulangan penyakit ini,” kata Puspasari dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 3 Juli 2025.
Teknologi Transcranial Doppler (TCD) memungkinkan pemantauan aliran darah otak yang tidak invasif, cepat, dan tanpa rasa sakit. Bagi mereka dengan risiko seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat stroke, pemeriksaan ini penting sebagai metode deteksi dini untuk mencegah kerusakan permanen dan menjaga kualitas hidup.
Transcranial Doppler alias TCD adalah pemeriksaan non-invasif yang mengukur kecepatan aliran darah di pembuluh besar otak seperti arteri serebri media, anterior, posterior, basilar, dan vertebralis. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang ultrasound yang ditembakkan melalui area tipis tulang tengkorak, seperti pelipis, belakang kepala, atau leher, untuk menganalisis pergerakan darah di otak. TCD aman, bebas radiasi, tanpa pembedahan, dan dapat dilakukan berulang kali.
TCD memiliki peran penting dalam deteksi dan penanganan stroke karena mampu memberikan informasi akurat tentang aliran darah otak. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk skrining dini, pemantauan selama perawatan, dan evaluasi risiko komplikasi vaskular seperti penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, menjadikannya alat yang sangat bernilai dalam pencegahan, diagnosis, dan penentuan prognosis kasus stroke serta gangguan sirkulasi otak lainnya.
Selain stroke, ada beberapa penyakit lain dan kondisi medis yang dapat dideteksi melalui prosedur TCD, yaitu stroke iskemik dan transient ischemic attack (TIA), vasospasme setelah perdarahan subarachnoid (SAH), ada pula deteksi emboli (gumpalan darah atau udara). Kemudian
TCD
juga bisa mendeteksi paten foramen ovale (PFO), anemia sel sabit (Sickle Cell Disease) terutama pada anak-anak. Prosedur ini juga bisa mendeteksi kematian batang otak, dan penurunan dalam aliran darah otak saat prosedur operasi jantung terbuka atau neurovaskular. Lalu ada pula penyakit hipoperfusi otak dan hiperemia, arteriovenous malformation (AVM), serta penyakit moyamoya (gangguan pembuluh darah otak langka) yang bisa dideteksi dengan prosedur tersebut.
Teknologi TCD memungkinkan tenaga medis untuk melakukan pengamatan terhadap aliran darah di pembuluh besar otak yang sebelumnya sulit terjangkau. “Pasien dengan riwayat hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan juga diabetes perlu waspada, sebab kondisi-kondisi tersebut secara signifikan meningkatkan risiko terkena serangan stroke. Deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko sangat penting untuk mencegah kerusakan otak yang bisa terjadi tiba-tiba dan permanen,” kata Puspasari.
Puspa mengatakan teknologi ini juga bisa non-invasif, bebas radiasi, serta bebas penggunaan zat kontras yang memiliki efek samping seperti alergi dibanding metode aliran darah konvensional. Selain itu TCD pun tidak ada efek samping meski telah dilakukan berkali-kali.
“Setiap kelebihan yang ditawarkan oleh teknologi TCD akan menjamin kenyamanan, ketenangan, dan keamanan pasien selama prosedur perawatan stroke,” kata Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Pitono.
Pitono mengklaim, pemeriksaan TCD dilakukan oleh tim medis yang berpengalaman, termasuk dokter spesialis saraf dan radiologi yang terlatih dalam interpretasi hasil TCD untuk berbagai kasus stroke dan gangguan sirkulasi otak. Pemeriksaan ini didukung oleh fasilitas penunjang neurovaskular yang modern, seperti CT Scan, MRI, Cath Lab, dan layanan stroke terpadu 24 jam, sehingga timnya menghadirkan pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan penanganan stroke. “Pemeriksaan TCD menjadi wujud nyata dari inovasi pelayanan kami dalam pencegahan stroke. Dengan teknologi ini, kami bisa memberikan deteksi dini yang akurat dan aman, sehingga pasien memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan kualitas hidupnya,” ujar Pitono.