Surat Pemberitahuan yang Memicu Kekisruhan di Media Sosial
Pemerintah Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, mengeluarkan surat pemberitahuan terkait pelaksanaan karnaval Sound Horeg. Surat tersebut beredar luas di media sosial dan menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat.
Surat dengan nomor 400/125/35.07.23.2008/2025 ini ditandatangani oleh Kepala Desa Donowarih, Sujoko. Dalam surat tersebut, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak dari lokasi kegiatan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar Jalan Raya Desa Donowarih. Hal ini dilakukan guna memastikan keselamatan dan kenyamanan bersama selama acara berlangsung.
Selain itu, Pemerintah Desa juga memberi peringatan khusus kepada warga yang memiliki bayi, anak kecil, anggota keluarga yang sedang sakit, atau lansia. Mereka diminta untuk mengamankan diri selama karnaval berlangsung. Alasan utama dari imbauan ini adalah karena sound horeg dapat menghasilkan suara yang keras dan menggelegar, yang bisa membahayakan kesehatan pendengaran dan kenyamanan masyarakat sekitar.
“Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya disampaikan terima kasih,” demikian penutup surat tersebut. Di akhir surat, nama kepala desa, tanda tangan, dan cap basah juga tercantum sebagai bukti resmi.
Reaksi Masyarakat Terhadap Surat Pemberitahuan
Surat tersebut kini menjadi viral di media sosial, terutama di platform Instagram. Banyak warganet yang merasa tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Desa Donowarih. Beberapa dari mereka bahkan menyampaikan kritik tajam terhadap langkah tersebut.
Akun Instagram @desa_donowarih mendapat banyak komentar yang menyatakan ketidakpuasan. Salah satu pengguna menulis, “Oh ini desanya,” sementara yang lain berkomentar, “Itu hiburan atau bencana, kok (warganya) sampai disuruh ngungsi?” Komentar-komentar seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa tidak nyaman dengan instruksi yang diberikan.
Beberapa netizen juga menyindir kebijakan tersebut dengan nada mengolok-olok. Salah satu komentar menulis, “(Lebih) penting karnaval yang tidak bermutu daripada peduli dengan masyarakat. Lo pada yang bikin acara di luar desa sana, jangan warga yang lo suruh ngungsi, kocak.” Komentar ini diakhiri dengan emoticon tertawa, namun di baliknya terdapat rasa kecewa terhadap pihak desa.
Perspektif Berbeda Mengenai Kebijakan Ini
Meski ada banyak kritik, beberapa orang juga berpendapat bahwa kebijakan ini dilakukan demi keamanan dan kenyamanan semua pihak. Menurut mereka, suara yang terlalu keras dari sound horeg bisa berdampak negatif bagi masyarakat sekitar, terutama yang tinggal dekat dengan lokasi acara.
Namun, banyak yang tetap merasa bahwa keputusan untuk mengimbau masyarakat mengungsi selama karnaval berlangsung terkesan berlebihan. Mereka berharap pihak desa lebih proaktif dalam mencari solusi alternatif, seperti membatasi volume suara atau memilih lokasi yang lebih aman.
Kesimpulan
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat. Meskipun tujuan dari surat pemberitahuan ini adalah untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan, cara penyampaian dan isi pesannya memicu reaksi yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang lebih transparan dan inklusif agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa depan.