Ketua F-PAN Minta Aparat Segera Periksa AP Hasanuddin

NASIONAL212 Dilihat

InfoMalangRaya.com—Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengecam keras atas pernyataan ancaman yang disampaikan peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) AP Hasanuddin yang dinilai menyakiti hati warga Muhammadiyah.
Menurut Saleh Daulay, pernyataann Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam akan ‘menghalalkan darah’ semua warga Muhammadiyah sangat tidak pantas disampaikan oleh ASN,  masih bekerja di lembaga penelitian seperti BRIN.
“Betul-betul aneh neh. Mereka kan bekerjanya sebagai ASN. Mestinya, bekerja secara profesional. Tidak memihak pada satu paham keagamaan atau kelompok organisasi,” ujar Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Menurutnya, ancaman yang disampaikan itu sangat menodai kerukunan umat beragama. Banyak warga negara yang merasa was-was, khawatir, dan bahkan takut.
“Menghalalkan darah itu sama dengan ancaman membunuh. Itu tentu pernyataan yang sangat serius dan berbahaya,” ujarnya. “Mestinya, ini bukan delik aduan. Kalau ada ancaman membunuh seperti ini, aparat penegak hukum (APH) harus segera melakukan langkah antisipatif. Paling tidak, pelakunya diamankan terlebih dahulu. Diperiksa dasar dari pernyataannya,” tambahnya.
Menurut dia, di Indonesia, berbeda agama itu hal biasa. Semua saling menghormati,  semua hari besar umat beragama dirayakan dengan baik dan dijadikan hari libur bersama.  
“Kalau yang beda agama saja bisa saling menghormati, kenapa yang hanya berbeda metode penentuan 1 Syawal malah hampir seperti mau perang? Perbedaan itu malah bukan hanya sekali ini terjadi. Sudah puluhan kali. Dan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, di negera lain pun ratusan negara merayakan lebaran tanggal 21 April 2023”. 
Dalam konteks ini, walaupun AP Hasanuddin telah meminta maaf, APH harus tetap memeriksa yang bersangkutan. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali. Karena itu, penegakan hukum harus diterapkan. Negara harus hadir melindungi seluruh warga negara. Apalagi, warga Muhammadiyah yang telah berkontribusi bagi bangsa ini bahkan sebelum Indonesia merdeka,” ujarnya.
“Permintaan maaf satu hal. Penegakan hukum hal yang lain. Kalau tidak diproses hukum, besok lusa akan ada orang yang mengulangi lagi. Lalu kalau ribut, dengan enteng meminta maaf. Penegakan hukum kan tidak seperti itu. Harus tegak lurus dan adil bagi semua, tambah dia.
Polri dan Permintaan Maaf AP Hasanuddin
Sebelumnya, setelah ramai di media sosial soal ancaman membunuh semua warga Muhammadiyah, beredar surat permintaan maaf dan klarifikasi yang diduga dari AP Hassanuddin.
Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid A Bactiar mengaku sedang menindaklanjuti komentar viral tentang ancaman warga Muhammadiyah karena berbeda merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 ini.
“Sedang kami profiling tentang pernyataan tersebut,” kata Vivid dikutip laman Antara News.
Sebelumnya, sebuah komentar ancaman yang diduga telah diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti BRIN ditautan yang diunggah oleh Thomas Jamaluddin, peniliti BRIN lainnya, terkait perbedaan metode penetapan hari Lebaran Idul Fitri 2023 memicu kehebohan publik.
Awalnya Thomas berkomentar bahwa Muhammadiyah sudah tidak taat pada keputusan pemerintah karena berbeda penetapan Lebaran 2023.  Komentar itu dibalas oleh Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun Twitter AP Hasanuddin yang bernada sinis dan pengancaman.
Beberapa komentar yang diunggah oleh Andi Pangerang Hasanuddin terkait perbedaan itu viral di media sosial. Di antaranya. “Saya tidak segan-segan membungkam kalian muhammadiyah yang masih egosentris. Udah disentil sama pak thomas, pak marufin dkk kok masih gak mempan,” tulis AP Hasanuddin.
Kemudian AP Hasanuddin juga menulis komentar balasan atas unggahan akun Ahmad Fuazan S.  “Perlu saya halalkan gak neh darah-darahnya semua muhammadiyah? apalagi muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? banyak bacot emang, sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan saya siap dipenjara. Saya capek liat pengaduhan kalian,” tulis AP Hasanuddin.
Namun setelah komentarnya ini heboh, ia mengatakan permintaan maafnya dan bersedia diproses lebih lanjut. “Saya bersedia diproses lebih lanjut jika diperlukan, dan saya minta maaf sebesar-besarnya,” kata Hasanuddin, dalam surat pernyataannya, Senin (24/4/2023).
Hasanuddin juga mengakui jika komentar di akun Facebook pribadinya merupakan keterangan benar dan kesadaran pribadi. Dia berkomentar demikian karena dilandasi dari rasa emosi.
“Dari rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun tersebut diserang oleh sebagian warga Muhammadiyah,” kata dia.
Menurutnya, komentar di Facebook kemarin, 23 April 2023, di akun Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, tidak sedang diretas oleh orang lain. Sebab itu, pihaknya mengucapkan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulang aksi yang sama.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *