Jombang (bertajatim.com) – Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang, menggelar acara yang sangat relevan dengan tantangan global saat ini: Khataman Hadis Ekologi, Jumat (12/12/2025). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Muktamar Turats Nabawi (MUTUN) yang bertujuan menggali ajaran Nabi Muhammad SAW mengenai konservasi alam dan pengelolaan lingkungan.
Khataman Hadis Ekologi bukan hanya sebuah inisiatif akademik-religius, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjawab krisis iklim dan masalah lingkungan yang semakin mendesak.
Tema utama yang diangkat dalam acara ini adalah kaitan langsung antara ajaran Islam dan perlindungan lingkungan. Dalam konteks ini, hadis-hadis yang dikhatamkan menyoroti berbagai aspek penting terkait dengan ekologi, mulai dari pemanasan global, kebersihan lingkungan, hingga konservasi sumber daya alam.
Acara ini meliputi tujuh sub-judul utama yang menjelaskan berbagai peran Islam dalam pengelolaan lingkungan, antara lain: Pemanasan Global, Menjaga Kebersihan Lingkungan, Pengelolaan Sampah, Mengelola Lahan Kritis, Etika terhadap Udara dan Polusi Udara, Krisis Air Bersih, hingga Merawat Keanekaragaman Hayati.
Tema-tema ini mencerminkan komitmen Ma’had Aly untuk menghubungkan ilmu turats (warisan keilmuan Islam) dengan isu-isu faktual yang dihadapi umat manusia, khususnya dalam hal menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah, Ketua Panitia Muktamar Turats Nabawi (MUTUN), menegaskan pentingnya acara ini. Menurutnya, Khataman Hadis Ekologi adalah upaya untuk mengembalikan agama sebagai pedoman hidup yang holistik dalam menghadapi tantangan lingkungan.
“Kami menyadari bahwa krisis lingkungan hari ini bukan hanya masalah saintifik atau politik, tetapi juga masalah etika dan moral. Rasulullah SAW telah meninggalkan warisan ajaran yang sangat mendalam mengenai kewajiban kita sebagai khalifah di bumi,” ujar Dr. Ubaydi.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menyusun kerangka Fiqh al-Bi’ah (Fikih Lingkungan) yang kokoh berbasis Hadis, sebagai panduan hidup umat Islam dalam menjaga alam.
Lebih lanjut, Dr. Ubaydi menekankan bahwa Khataman Hadis Ekologi bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai langkah awal untuk menghasilkan rekomendasi praktis dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Melalui acara ini, kami ingin menyuarakan bahwa Islam adalah agama yang ramah lingkungan. Setiap hadis yang kami khatamkan menjadi landasan teologis bagi aksi-aksi konservasi, mulai dari pengelolaan sampah sederhana hingga advokasi isu pemanasan global,” tambahnya.
Dampak yang Diharapkan
Dr. Ubaydi menandaskan bahwa Khataman Hadis Ekologi diharapkan dapat memberi dampak yang lebih dari sekedar ceramah atau pertemuan ilmiah. Beberapa hasil yang diharapkan dari acara ini antara lain penerbitan Kumpulan Hadis Ekologi, yang diharapkan dapat menjadi referensi utama bagi studi lingkungan Islam di Indonesia.
Selain itu, diharapkan pula akan ada pembentukan Gerakan Santri Peduli Lingkungan, yang mengintegrasikan nilai-nilai ekologi dalam kurikulum pesantren dan kegiatan sehari-hari para santri.
“Dengan diseminasi ilmu yang berbasis hadis, diharapkan dapat terwujud panduan praktis bagi masyarakat tentang cara mengelola sumber daya alam dengan lebih bijaksana dan berkelanjutan,” pungkasnya. [suf]







