Peristiwa Panas antara Ronaldo dan Pandiani di Lapangan
Cristiano Ronaldo dikenal sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa. Namun, tidak semua pemain merasa senang dengan sikapnya di lapangan. Salah satu yang pernah mengalami konflik dengan Ronaldo adalah Walter Pandiani, mantan striker Osasuna. Ia akhirnya membuka suara tentang insiden panas yang terjadi 14 tahun lalu.
Kejadian tersebut berlangsung dalam laga LaLiga musim 2011/12 saat Osasuna menjamu Real Madrid. Meskipun pertandingan berakhir dengan kekalahan 0-1 bagi tim tamu, yang menjadi sorotan adalah perseteruan antara Ronaldo dan Pandiani. Perselisihan itu memanas hingga ke lorong ruang ganti.
Pandiani mengingat bahwa penonton di sana sangat agresif. Mereka bersiul dan menghina Ronaldo sejak pemanasan. Hal ini membuatnya kesal, sehingga Ronaldo mulai menendang bola ke arah penonton saat latihan tendangan bebas. Dari awal pertandingan, ia sudah dalam kondisi emosional yang tinggi.
Selain momen tersebut, kejadian memuncak ketika Ronaldo mendorong Javier Camuñas, rekan setim Pandiani. Pandiani langsung bereaksi dengan mendorong balik Ronaldo. Saat itu, Ronaldo bertanya siapa dirinya dan berapa gajinya. Mereka kemudian terlibat perdebatan hingga ke lorong ruang ganti. Bahkan Sergio Ramos juga tampak sangat emosi.
Pandiani mengaku kecewa dengan sikap Ronaldo. Meskipun ia mengakui bahwa Ronaldo adalah pemain hebat dalam hal mencetak gol, namun sikapnya saat itu dinilai sangat arogan. Menurut Pandiani, perilaku Ronaldo jauh dari sikap seorang panutan.
Tidak hanya itu, Pandiani juga menyentil pernyataan pelatih Real Madrid saat itu, Jose Mourinho. Mourinho pernah berkata bahwa Pandiani mencari panggung setelah 11 tahun bermain di La Liga. Namun, menurut Pandiani, yang ia lihat adalah ketidaksopanan dari seorang pemain besar.
Laga tersebut menjadi titik balik dalam persaingan gelar La Liga musim itu. Gol tunggal Camuñas membuat Madrid kehilangan tiga poin penting. Di akhir musim, mereka harus puas di posisi kedua, tertinggal empat poin dari Barcelona.
Meski begitu, tidak ada yang bisa menyangkal prestasi Ronaldo selama sembilan musim di Real Madrid. Dalam waktu tersebut, ia mencetak 450 gol dari 438 pertandingan dan berhasil membawa klub meraih empat trofi Liga Champions, dua gelar La Liga, serta berbagai piala domestik dan internasional.
Namun, bagi Pandiani, warisan terbesar Ronaldo bukan hanya soal angka di papan skor dan trofi yang diraih. Yang diingat orang juga adalah sikapnya. Menurut Pandiani, dalam hal itu, Ronaldo masih memiliki banyak PR (pekerjaan rumah) yang perlu diperbaiki.