Peringatan 117 Tahun Mohammad Natsir: Film tentang Tokoh Nasional Dibuat
Pada hari Kamis (17/7), dalam rangka memperingati 117 tahun kelahiran Mohammad Natsir, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Yayasan Kapita Selekta Mohammad Natsir melakukan kick-off pembuatan film yang akan mengangkat kisah hidup tokoh penting ini. Acara tersebut berlangsung di Jakarta dan menjadi langkah awal untuk menyajikan kisah perjuangan dan kontribusi Natsir kepada masyarakat luas.
Putri kelima dari Mohammad Natsir, Aisyatul Asyriah, serta Ketua Umum DDII, Adian Husaini, secara simbolis memberikan poster film kepada Erick Yusuf, seorang dai kreatif, pimpinan pesantren, dan seniman. Ia ditunjuk sebagai produser eksekutif yang akan menggarap film ini. Proses produksi film ini diharapkan dapat menjadi bentuk penghormatan terhadap tokoh nasional yang telah memberikan dampak besar bagi bangsa Indonesia.
Mohammad Natsir, yang memiliki gelar Datuk Sinaro Panjang, adalah sosok yang sangat dihormati. Ia tidak hanya dikenal sebagai pahlawan nasional, tetapi juga sebagai negarawan, ulama, pendidik, dan jurnalis. Kiprahnya di tingkat nasional maupun internasional membuatnya mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi. Beberapa di antaranya meliputi Grand Gordon Star dari Raja Tunisia, King Faisal International Prize dari Kerajaan Arab Saudi, gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Islam Lebanon, serta penghargaan dalam bidang sastra dan pemikiran Islam dari beberapa universitas ternama di Malaysia.
Salah satu jasa terbesar Natsir adalah ketika ia menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Masyumi dan memberikan pidato di parlemen Republik Indonesia Serikat pada tanggal 3 April 1950. Dalam pidato tersebut, ia mengajukan Mosi Integral yang bertujuan mengembalikan bentuk negara Indonesia dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mosi ini berhasil menyatukan kembali wilayah Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah dan menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah bangsa.
Aisyatul Asyriah, putri Natsir, menyampaikan bahwa ayahnya adalah figur yang luar biasa. Ia tidak hanya menjadi orang tua dan kepala keluarga, tetapi juga pelindung yang baik. Sejak dini, Natsir menanamkan nilai-nilai adab dan akhlak yang mulia kepada putra-putrinya, seperti kerendahan hati, kesederhanaan, kesantunan, dan kedisiplinan.
Adian Husaini, Ketua Umum DDII, menjelaskan bahwa Natsir bukan hanya brilian dalam gagasan dan pemikiran tentang pendidikan, kebangsaan, dan kenegaraan. Yang lebih penting lagi, ia juga sangat cemerlang dalam keteladanan. Mulai dari perkataan, sikap, perilaku hingga perbuatan, Natsir menjadi contoh yang baik bagi bangsa Indonesia.
Erick Yusuf, produser eksekutif film, menyatakan bahwa mengangkat kisah Natsir ke layar lebar bukanlah hal mudah. Ia menyebut tugas ini memerlukan kehati-hatian dalam menjaga akurasi sejarah, menghadirkan nilai-nilai dengan estetika yang baik, serta menyampaikan keteladanan dengan kejujuran. Film ini ingin menampilkan kisah utuh seorang tokoh yang penuh keikhlasan dalam berjuang, kesederhanaan dalam memimpin, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran meskipun harus menghadapi risiko yang besar.