Ketenangan dalam Kesehatan: Pengalaman Ibu Rumah Tangga di Magelang dengan JKN
Di tengah kehidupan sederhana yang dijalani oleh warga Dusun Mangunrejo, Kajoran, Kabupaten Magelang, Siti Maesaroh menemukan rasa aman dan tenang berkat partisipasinya dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebagai ibu rumah tangga, ia telah menjadi peserta JKN mandiri sejak tahun 2021. Selama ini, program tersebut menjadi penopang utama kesehatan bagi keluarganya.
Awalnya, Siti mengikuti JKN karena menjadi salah satu syarat untuk pendaftaran sekolah anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasakan manfaat besar dari program ini terutama dalam hal pengobatan. “Saya awalnya ikut JKN hanya karena syarat sekolah. Tapi lama kelamaan saya merasakan manfaatnya sendiri,” ujarnya saat ditemui di kantor BPJS Kesehatan Magelang beberapa waktu lalu.
Sebagai ibu dari sebuah keluarga kecil, Siti bertanggung jawab atas kesehatan seluruh anggota keluarganya. Ketika anak atau suaminya mengalami gangguan kesehatan seperti demam, batuk, atau pusing, ia tidak lagi cemas mengenai biaya. Ia tahu bahwa bisa langsung membawa mereka ke Puskesmas tanpa harus mengeluarkan uang tambahan.
Ia juga rutin menggunakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk kebutuhan kesehatan. Menurutnya, proses pelayanan sangat mudah dan tidak rumit. Bahkan jika ia lupa membawa kartu JKN atau ponsel, cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau dokumen identitas lainnya sudah cukup untuk mendapatkan layanan.
“Kalau tidak bawa HP pun tetap bisa dilayani pakai KTP. Tidak ditolak, malah tetap ramah,” katanya sambil tersenyum. Hal ini membuatnya merasa dihargai dan nyaman dalam menjalani layanan kesehatan.
Salah satu hal yang membuat Siti merasa dihargai adalah kesetaraan dalam pelayanan. Ia menyebutkan bahwa semua pasien, baik peserta JKN maupun umum, dilayani dengan sopan dan tanpa ada perbedaan. “Pelayanannya di puskesmas sama saja, tidak dibeda-bedakan. Itu yang bikin kami semua merasa dihormati,” tambahnya.
Soal iuran bulanan, Siti menilai nominal yang dibayarkan masih cukup terjangkau. Baginya, tidak ada beban tambahan karena seluruh layanan sudah termasuk dalam iuran rutin tersebut. Hal ini sangat membantu keluarga dengan penghasilan yang terbatas seperti dirinya.
“Tidak ada biaya tambahan, cukup bayar iuran setiap bulan. Sangat meringankan kami yang hidup sederhana,” ujarnya.
Siti juga berharap agar program JKN tetap dapat berjalan dengan iuran yang tidak mengalami kenaikan. Menurutnya, masih banyak masyarakat dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. “Kalau bisa jangan dinaikkan. Biar makin banyak keluarga seperti kami yang bisa ikutan dan merasakan manfaatnya,” harapnya.
Dengan pengalaman yang ia alami, Siti menutup ceritanya dengan rasa syukur karena merasa lebih tenang dalam menghadapi risiko kesehatan. Ia berharap BPJS Kesehatan terus berinovasi dan memperluas sosialisasi, terutama bagi masyarakat desa yang belum terbiasa dengan teknologi.
“Sekarang kalau keluarga sakit, saya tidak panik lagi. Tinggal bawa kartu JKN atau KTP, semua bisa tertangani,” pungkasnya.