Kisah Zulfa: Pelajar yang Menginspirasi dengan Kehidupan yang Penuh Kekuatan
Zulfa Qaulani Ma’ruf, seorang pelajar kelas 7 Tsanawiyah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi sorotan publik setelah kisah hidupnya viral di media sosial. Dalam sebuah video, ia terlihat belajar di ruang kelas sambil mengasuh adik bungsunya yang masih berusia 16 bulan. Video tersebut menunjukkan keteguhan dan kekuatan Zulfa dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan.
Bantuan Keluarga dan Sekolah
Kepala MTs Al Iryad, Reni Sari Anggraeni, menyatakan bahwa pihak sekolah memperbolehkan Zulfa membawa adiknya ke kelas, tetapi hanya pada jam-jam santai atau menjelang pulang. Hal ini dilakukan untuk membantu orang tua dalam mengasuh adiknya. Menurut Zulfa, ia tidak membawa adiknya setiap hari, karena takut mengganggu proses belajarnya.
Di rumah, Zulfa juga aktif membantu orang tuanya dalam menjual makanan ringan seperti makaroni dan baso goreng. Setelah pulang dari sekolah, ia juga ikut berjualan hasil panen ayahnya di ladang, seperti timun, cabai, dan sayuran lainnya. Keberadaan adiknya di sekolah, menurut Zulfa, bertujuan untuk meringankan beban ibunya yang sedang mengurus ladang bersama ayahnya.
Cita-Cita dan Harapan Orang Tua
Dalam wawancara dengan jurnalis, Zulfa menyampaikan cita-citanya ingin menjadi seorang fotografer. Ia mengaku suka mengedit foto menggunakan smartphone milik ibunya. Aneu Aliyah, ibu Zulfa, mendukung penuh impian putrinya tersebut. Meskipun saat ini Zulfa masih menggunakan ponsel milik ibunya, ia tetap bisa belajar daring dan berkomunikasi dengan guru serta teman-temannya.
Aneu juga mengungkapkan bahwa keluarganya selama ini fokus pada pengobatan anak bungsu yang mengalami down syndrome. Saat ini, usaha kecil mereka sebagai penjual snack terhenti karena fokus pada perawatan medis. Namun, Aneu tetap berharap bisa mengembangkan usaha tersebut di masa depan, meski saat ini modal masih terbatas.
Kesulitan Ekonomi dan Kehidupan Sehari-hari
Selain itu, TV tabung 16 inci yang dimiliki keluarga Zulfa sudah rusak sejak dua atau tiga bulan lalu. Mereka tidak bisa menonton tayangan yang sempat membuat Zulfa viral. Saat itu, mereka hanya melihat video tersebut melalui ponsel. Aneu mengatakan bahwa alat tersebut dulunya menjadi hiburan keluarga, tetapi sekarang hanya menjadi pajangan di atas meja kayu.
Kehidupan Zulfa dan keluarganya penuh dengan tantangan. Namun, mereka tetap berusaha menjalani kehidupan dengan semangat dan optimisme. Aneu berharap pendidikan Zulfa dapat berjalan baik hingga jenjang yang lebih tinggi, sehingga cita-citanya bisa tercapai.
Perjalanan Hidup yang Penuh Ketabahan
Zulfa tinggal di Kampung Panyingkiran, Desa Situsaeur, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Rumahnya tidak jauh dari sekolah, hanya sekitar lima menit berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan ke rumah, Zulfa bercerita tentang harapan dan mimpi masa depannya. Ia juga memperkenalkan ketiga saudaranya, termasuk adik bungsunya yang sedang menjalani pengobatan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Zulfa dan keluarganya tetap berjuang keras. Mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari lingkungan sekitar, masa depan akan lebih cerah. Bahkan, beberapa hari lalu, keluarga Zulfa diundang oleh stasiun televisi nasional, meskipun mereka tidak bisa melihat tayangan secara langsung.
Harapan untuk Masa Depan
Aneu berharap agar Zulfa dapat terus belajar dan berkembang, tanpa terganggu oleh kesulitan ekonomi. Ia juga berharap usaha kecil keluarga dapat dikembangkan lagi, sehingga bisa memberikan manfaat bagi seluruh anggota keluarga.






