Koalisi Masyarakat Palestina Bela Wayan Koster dan Ganjar Pranowo, Sebut Tindakan FIFA Munafik

admin 101 Views
4 Min Read

InfoMalangRaya.com—Keputusan FIFA untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah sebuah tindakan kemunafikan yang mencengangkan. Pernyataan ini disampaikan oleh Komite Nasional BDS Palestina.
“Kami salut kepada rakyat Indonesia yang telah membela hak-hak Palestina dan berdiri bersama mereka dalam kemarahan melawan arogansi kolonial FIFA,” ujar pernyataanya yang ditulis di laman resminya, bdsmovement-net, Sabtu (1/4/2023).
Komite Nasional BDS Palestina, adalah koalisi masyarakat sipil Palestina terbesar, mengutuk keputusan FIFA untuk mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, yang disebut sebuah tindakan kemunafikan dan arogansi kolonial yang mencengangkan.
“Kami meminta asosiasi anggota FIFA, termasuk Liga Arab dan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), untuk menarik tim mereka dari turnamen U-20 yang dipindahkan secara tidak adil dan menolak menjadi tuan rumah sebagai protes atas kemunafikan kolonial FIFA dan Islamofobia,” katanya.
Menurut Komite Nasional BDS Palestina, setelah bertahun-tahun melindungi penjajah Israel dari pertanggungjawaban atas kejahatannya terhadap warga Palestina dan menindas negara-negara agar menerima penyertaannya dalam turnamen, FIFA juga telah turun tangan mencoret Indonesia dari turnamen tersebut.
“Menghukum rakyat Indonesia karena posisi yang tidak dapat disangkal menentang penyertaan rezim (penjajah, red) yang melakukan pelanggaran serius. kejahatan, sesuatu yang telah dilakukan FIFA sendiri dalam kasus lain,” tambahnya.
Sebelumnya, FIFA juga dianggap memberikan sanksi kepada Rusia hanya beberapa hari setelah agresi ilegal melawan Ukraina dan mempertahankan sanksi. “Sekarang, dengan kemunafikan di luar grafik, FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia atas aksi protes menentang kejahatan perang ‘Israel’ yang telah berlangsung puluhan tahun dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang menindas jutaan warga Palestina, termasuk para pemain sepak bola.”
Komite Nasional BDS Palestina juga mengatakan, penjajah Israel secara teratur menyerang pemain bola Palestina, membunuh, memutilasi, menyiksa dan memenjarakan mereka. Penjajah bahkan membatasi mereka bergerak, secara sistematis menghancurkan fasilitas pelatihan – termasuk pengeboman stadion sepak bola – bahkan mencegah impor peralatan sepak bola.
Menurut Komite ini, Asosiasi Sepak Bola Israel tidak hanya memasukkan dalam liga resminya beberapa tim yang berbasis di pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang dicuri, tetapi juga secara aktif mengadvokasi untuk mempertahankannya.
“Permukiman ini merupakan kejahatan perang menurut hukum internasional. Kebijakan rasis ini adalah bagian dari rezim penjajahan-kolonialisme dan apartheid Israel,” tambahnya lagi.
Komite Nasional BDS Palestina menilai, FIFA sedang di bawah kendali hegemoni Barat, karena ikut memberi sanksi kepada mereka yang menentang kejahatan (Israel), bukan memberi sanksi kepada mereka yang melakukan kejahatan (pihak Israel, red).
“Sebagai orang Palestina, kami mengharapkan pertanggungjawaban dari FIFA atas standar ganda memalukan yang korup, setelah bertahun-tahun melindungi Israel yang apartheid. Kami berbesar hati dengan meningkatnya jumlah atlet dan tim yang menolak apartheid Israel, seringkali dengan pengorbanan besar.”
Di sisi lain, Komite Nasional BDS Palestina memberi apresiasi Gubernur Bali Wahan Koster, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang dianggapnya tegas berdiri melawan aparteid. “Kami menyambut baik sikap Gubernur Bali, Wayan Koster dan Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang menentang masuknya apartheid Israel ke turnamen U-20. Dan kami salut kepada rakyat Indonesia yang telah membela hak-hak Palestina dan menyerukan dikeluarkannya apartheid Israel dari turnamen tersebut. Kami mendukung mereka dalam kemarahan melawan arogansi dan kemunafikan kolonial FIFA,” katanya.*

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version