Pementasan Tari Bertajuk “Senandung Cirebon Bersatu dalam Warisan Budaya” Digelar di Baraja Amphitheatre
Pada hari Sabtu (26/7), sebuah pementasan tari yang bertajuk “Senandung Cirebon Bersatu dalam Warisan Budaya” digelar di Baraja Amphitheatre, Cirebon. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Cirebon Travel Mart (CTM) 2 dan diselenggarakan oleh Yayasan Prima Ardian Tana. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada masyarakat luas melalui kolaborasi dengan berbagai sanggar seni lokal.
Kolaborasi dengan Delapan Sanggar Seni
Pementasan kali ini melibatkan delapan sanggar seni yang aktif di kota dan kabupaten Cirebon serta Indramayu. Mereka adalah Sekar Pandan, Sekar Arum, Mulya Bhakti, Panji Ethnik Percussion, Galih Pawentar, Purwa Bhakti, Dewi Shinta, dan Kelapa Jajar. Setiap sanggar membawa tarian tradisional khas Cirebon yang memiliki makna dan nilai budaya tinggi.
Beberapa tarian yang ditampilkan antara lain Tari Topeng Klana, Topeng Beling, Topeng Bodor, Nyi Mas Gandasari, Jembrana Ayu, Tari Tayub, dan Berokah. Tarian-tarian ini tidak hanya menunjukkan keindahan seni, tetapi juga menggambarkan sejarah dan identitas budaya Cirebon yang kaya akan makna.
Komitmen Yayasan dalam Melestarikan Budaya
Ketua Yayasan Prima Ardian Tana, Dra. Tedja Maria Hasan atau yang akrab disapa Erry, menjelaskan bahwa yayasan ini memiliki komitmen kuat dalam mendukung pembangunan nasional melalui peningkatan sumber daya manusia, bhakti sosial, serta pelestarian budaya Indonesia, khususnya Cirebon. Dalam acara ini, mereka bekerja sama dengan berbagai sanggar seni agar budaya Cirebon semakin dikenal baik secara lokal maupun internasional.
Erry menyampaikan bahwa pilihan delapan sanggar tersebut didasarkan pada rekam jejak mereka yang aktif di dunia seni Cirebon serta pengalaman tampil di berbagai pentas skala nasional. Salah satu contohnya adalah Ibu Wangi dan Ibu Kartini, dua event besar yang sering diikuti oleh sanggar-sanggar terpilih.
Pentingnya Ruang bagi Sanggar Seni
Menurut Erry, pementasan ini tidak hanya menampilkan seni Tari Topeng yang sudah sangat melekat dengan Cirebon, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memperkenalkan tarian-tarian lain yang mulai langka. Hal ini dilakukan agar generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki.
“Bagi kami, sangat penting untuk memberikan ruang kepada sanggar-sanggar ini agar terus berkarya dan memperkenalkan kekayaan budaya Cirebon yang beragam,” ujarnya.
Harapan Yayasan untuk Masa Depan Budaya Cirebon
Yayasan Prima Ardian Tana berharap melalui pertunjukan ini, apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya lokal dapat diperkuat. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang promosi seni Cirebon di tingkat nasional maupun internasional.
Yayasan ini didirikan oleh pasangan suami istri almarhum Ir. H. Iman Taufik dan Hj. Nani Y. Taufik. Sejak awal berdiri, yayasan ini aktif dalam melestarikan seni budaya Indonesia melalui berbagai pementasan di dalam dan luar negeri. Beberapa contoh pementasan yang pernah diselenggarakan antara lain Musikal Lutung Kasarung dan The Rainbow of Cirebon.
Selain itu, Yayasan Prima Ardian Tana juga pernah membawa misi kebudayaan Cirebon ke beberapa negara seperti Yunani, Korea, dan Singapura. Kehadiran mereka di luar negeri menunjukkan bahwa seni dan budaya Cirebon memiliki potensi besar untuk dikenal secara global.