Info Malang Raya – Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Pemerintah Kota Malang mempererat sinergi dalam upaya mewujudkan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya dalam tata kelola pemerintahan dan komunikasi publik.
Melalui studi komparatif yang melibatkan 33 jurnalis dari Buleleng, Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna bersama Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan, menegaskan komitmen untuk mengembangkan sistem Command Center yang mendukung peningkatan kualitas layanan digital di lingkup pemerintahan dan masyarakat.
“Penerapan sistem pemerintahan digital di Kota Malang memberikan banyak pelajaran berharga. Kinerja aparatur meningkat, layanan publik semakin efektif. Ini jadi contoh baik yang bisa kami adaptasi di Buleleng,” ujar Wabup Supriatna saat diterima oleh Sekretaris Daerah Kota Malang di Command Center Pemkot Malang, Jumat (25/4/2025).
Lebih dari sekadar kunjungan kerja, Wabup Supriatna juga mendorong terbentuknya kerja sama strategis antara kedua daerah dalam bidang komunikasi publik dan digitalisasi pemerintahan. Ia menilai, kehadiran Command Center bukan hanya menjadi pusat data dan informasi, tetapi juga menjadi ruang pelayanan publik yang interaktif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Ini wujud nyata adaptasi terhadap era teknologi. Command Center bukan hanya ruang kontrol, tapi menjadi jantung layanan publik berbasis digital,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan kebanggaannya karena banyak warga Buleleng, khususnya dari Singaraja, yang memilih Malang sebagai tempat belajar hingga berkarier.
“Sebagai kabupaten dengan wilayah terluas dan penduduk terbanyak di Bali, tak sedikit warga Buleleng yang kuliah dan bekerja di Kota Malang. Kunjungan ini juga menjadi ajang mempererat hubungan emosional sekaligus bertukar pengalaman lintas daerah,” tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menyambut hangat kunjungan rombongan Pemkab Buleleng. Ia menilai Buleleng dan Malang memiliki kesamaan karakteristik baik secara historis maupun sosiokultural, yang menjadi fondasi kuat untuk menjalin kolaborasi yang lebih luas.
“Kami memiliki kesamaan dari aspek sejarah kolonial, ragam budaya, hingga komoditas unggulan. Ini menjadi potensi besar dalam memperkuat kerja sama antar daerah,” ungkapnya.
Sekda Erik, didampingi Kadis Kominfosanti Kota Malang Mohamad Nur Widyanto, menjelaskan bahwa Pemkot Malang telah membangun sistem pemantauan dan pelayanan publik digital secara terintegrasi melalui Ngalam Command Center sejak tahun 2016.
“Kami mengalokasikan anggaran lebih dari Rp1,5 miliar per tahun untuk operasional jaringan internet dan pemantauan melalui 350 titik CCTV yang tersebar di titik-titik strategis,” jelasnya.
Ia menambahkan, kehadiran sistem ini berdampak signifikan terhadap kenyamanan dan keamanan masyarakat. “Setiap kejadian dapat dimonitor secara real time, memungkinkan penanganan lebih cepat oleh aparat dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap situasi di sekitarnya.”
Transformasi digital di Kota Malang juga didukung oleh tim internal dan kolaborasi dengan startup lokal. “Kami memiliki tim IT yang menangani pengelolaan jaringan dan pengembangan layanan. Dulu kami memiliki 108 aplikasi layanan publik, kini telah disederhanakan menjadi 28 aplikasi utama, 31 sistem informasi, serta 72 layanan publik terintegrasi, termasuk akses 112, pemantauan CCTV, dan wifi gratis di berbagai titik kota,” pungkasnya.