Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Mengakui Dedikasi Perusahaan di Tiga Negara
Asia ESG Positive Impact Awards (PIA) 2025 menjadi momen penting dalam pengakuan terhadap upaya perusahaan dari Malaysia, Filipina, dan Indonesia dalam menjalankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Dalam acara ini, sebanyak 39 pemenang berhasil meraih total 52 penghargaan yang mencerminkan komitmen mereka dalam mendorong keberlanjutan. Penghargaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Asia ESG Summit 2025 yang bertujuan untuk memperkuat peran sektor publik dan swasta dalam menghadapi tantangan global.
Penghargaan ini juga menjadi apresiasi pertama dari Asia ESG Positive Impact Consortium (A-EPIC), yang diluncurkan pada tahun 2024 oleh Star Media Group (SMG) dari Malaysia, KG Media dari Indonesia, serta Inquirer Group of Companies dari Filipina. Proses pemilihan pemenang dilakukan melalui penilaian oleh panel juri internasional berdasarkan 12 kategori utama, termasuk konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan limbah, energi terbarukan, efisiensi energi, manajemen rantai pasok, kemitraan dan inovasi, serta transformasi. Selain itu, prestasi sosial dan kontribusi perusahaan juga diakui melalui kategori keberagaman, kesetaraan dan inklusi; hubungan dengan komunitas lokal yang mencakup hak asasi manusia dan standar ketenagakerjaan, manajemen talenta, serta kesehatan dan kesejahteraan.
Sebelumnya, semua pemenang telah meraih penghargaan di tingkat nasional masing-masing, seperti ESG PIA oleh SMG, Lestari Awards oleh KG Media, dan ESG Edge Impact Awards oleh Inquirer Group of Companies. Perusahaan-perusahaan yang mendapatkan penghargaan ini bervariasi mulai dari usaha kecil dan menengah (UMKM), perusahaan menengah, hingga korporasi besar. Mereka dinilai atas dedikasi luar biasa mereka terhadap keberlanjutan, ketangguhan iklim, serta tata kelola yang baik dalam praktik bisnis.
Kolaborasi Regional sebagai Kunci Keberlanjutan
Wakil Menteri Transisi Energi dan Transformasi Air, Akmal Nasrullah Mohd Nasir, memberikan apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan pemenang karena menjadi pelopor dalam upaya ESG di kawasan. Menurutnya, penghargaan ini tidak hanya meningkatkan upaya kepemimpinan ESG tetapi juga membentuk nilai publik terkait keberlanjutan. Ia menyampaikan bahwa kolaborasi antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina dapat membangun pola pikir keberlanjutan bersama di Asia Tenggara.
“Kemitraan ini menunjukkan bahwa Asia bukan hanya siap mengadopsi standar keberlanjutan global, tetapi juga siap memimpin dengan solusi yang berakar pada kekuatan budaya, prioritas ekonomi, dan nilai-nilai komunitas,” ujarnya.
Menurut Akmal, isu-isu seperti perubahan iklim, kelangkaan sumber daya, dan ketidaksetaraan sosial tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas korporasi, negara, dan regional. Malaysia sendiri memiliki target 70% kapasitas energi terbarukan pada 2050 melalui Peta Jalan Transisi Energi Nasional.
Peran Sektor Swasta dalam Perubahan
Akmal menegaskan bahwa tindakan pemerintah saja tidak cukup. Untuk itu, dibutuhkan komitmen sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi media dalam meningkatkan perubahan perilaku yang berkelanjutan. “Kami percaya bahwa kolaborasi regional merupakan kunci dalam mempercepat transisi energi yang adil, setara, dan inklusif,” tambahnya.
CEO Star Media Group, Chan Seng Fatt, menilai penghargaan ini sebagai tonggak bersejarah dalam menjadikan keberlanjutan sebagai kekuatan yang menentukan dalam bisnis, masyarakat, dan ekonomi ke depan. Ia menekankan bahwa penghargaan ini adalah gerakan dan langkah kolektif menuju kolaborasi regional antar media guna menghubungkan pelaporan ESG antar negara.
Chan menambahkan bahwa penghargaan ini dapat memperkuat hubungan bisnis, pembuat kebijakan, investor, dan komunitas. “Dengan merayakan para pemenang ini, kita mempercepat adopsi praktik berkelanjutan di negara kita dan menginspirasi lebih banyak bisnis untuk memasukkan ESG dalam strategi mereka,” katanya.
Pentingnya Inklusivitas dalam Transisi ESG
Chan juga menyoroti pentingnya inklusivitas dalam transisi ESG dengan mengakui seluruh organisasi, baik besar maupun kecil. Ia mengajak para pemangku kepentingan menggunakan penghargaan ini sebagai momentum untuk memperdalam kemitraan, berbagi praktik terbaik, dan memperluas solusi yang memberikan dampak nyata bagi semua. “Bersama-sama, mari kita bangun kawasan yang bertanggung jawab, tangguh, dan siap menghadapi masa depan,” imbuhnya.
COO Philippine Daily Inquirer, Rudyard Arbolado, menegaskan bahwa penghargaan ini bukan hanya bentuk pengakuan atas upaya ESG, tetapi juga platform untuk perubahan. Philippine Daily Inquirer ingin menunjukkan bahwa ESG bukan sekadar kepatuhan atau daftar centang CSR. Lebih dari itu, ESG mampu mendorong nilai perusahaan, pertumbuhan, dan ketangguhan dalam lingkungan bisnis saat ini.
Visi Bersama untuk Masa Depan Berkelanjutan
Wakil Presiden Keberlanjutan KG Media, Wisnu Nugroho, berharap penghargaan ini menjadi titik pemersatu bagi transformasi ESG di seluruh kawasan. Dengan merayakan dampak yang otentik dan terukur, KG Media ingin menginspirasi perusahaan untuk menjadikan ESG sebagai DNA perusahaan, bukan kepatuhan, tetapi budaya.
Seiring waktu, Wisnu menambahkan penghargaan ini dapat membentuk generasi perusahaan yang mendorong pertumbuhan inklusif, melindungi modal alam, dan menentukan masa depan ekonomi kawasan melalui tanggung jawab dan ketangguhan. “Bersama, kita dapat memperkuat kisah-kisah kemajuan dan kolaborasi yang menjadikan keberlanjutan bukan sekadar tolok ukur Barat, tetapi gerakan Asia yang berakar pada empati, inklusivitas, dan visi kolektif untuk masa depan,” tambahnya.
Kepemimpinan dan Kontribusi di Tingkat Global
Selanjutnya, Chief Marketing and Sales Officer Sime Darby Property Datuk Lai Shu Wei mengatakan bahwa penghargaan tersebut mempercepat penerapan ESG yang praktis di berbagai industri di kawasan melalui penampilan kerangka kerja yang telah terbukti. “Hal ini menegaskan bahwa alam dan pembangunan dapat diintegrasikan secara bermakna apabila didukung oleh kerangka kerja yang jelas, sehingga mendorong pihak lain untuk menerjemahkan ambisi serupa ke dalam praktik,” kata Datuk Lai.
Perkembangan ini menggeser keberlanjutan dari sekadar niat menjadi bukti nyata, sekaligus menempatkan penciptaan nilai jangka panjang sebagai norma masa depan, bukan pengecualian.
Acara ini turut dihadiri oleh Duta Besar Filipina untuk Malaysia Maria Angela A. Ponce, Wakil Kepala Perwakilan Indonesia untuk Malaysia Danang Waskito, Wakil Direktur Departemen Penilaian dan Manajemen Properti DBKL Siti Maizun Arshad, Chairman SMG Tan Sri Wong Foon Meng, COO SMG Lydia Wang, dan Chief Content Officer SMG Datin Paduka Esther Ng.
Asia ESG PIA ini menjadi puncak dari rangkaian upaya A-EPIC sepanjang tahun, termasuk Asia ESG Summit 2025 yang dimulai pada 5 November dan berakhir hari ini. Acara ini menjadi wadah bagi perusahaan untuk berinteraksi dengan pemimpin pemikiran dan pengambil keputusan dalam membentuk masa depan keberlanjutan kawasan.
Selain Indonesia dan Filipina, konferensi perdana A-EPIC ini juga dihadiri delegasi dari Kamboja, India, Sri Lanka, Korea Selatan, Jerman, Singapura, Brunei, dan Afrika Selatan. Baik penghargaan maupun konferensi ini diselenggarakan oleh SMG dengan Sime Darby Property sebagai Urban Biodiversity Partner.
