Kinerja Perekonomian Indonesia di Triwulan II 2025
Perekonomian Indonesia pada triwulan kedua tahun 2025 masih didukung oleh konsumsi masyarakat. Secara kuartalan, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 4,04 persen. Sementara itu, secara year-on-year (YoY), pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen. Dari sisi semester pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,99 persen.
Dalam penjelasannya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, menyampaikan bahwa berbagai lapangan usaha memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB. Lima lapangan usaha utama yang berkontribusi besar adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Total kontribusi dari kelima sektor ini mencapai sekitar 63,59 persen.
Sektor jasa lainnya menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,31 persen. Hal ini didorong oleh meningkatnya jumlah pengunjung tempat rekreasi, yang dipengaruhi oleh adanya hari besar keagamaan nasional, cuti bersama, serta libur sekolah. Selain itu, peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara juga turut memperkuat pertumbuhan sektor ini.
Selain sektor jasa lainnya, sektor usaha jasa perusahaan serta transportasi dan pengiriman juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Masing-masing tumbuh sebesar 9,31 persen dan 8,52 persen YoY.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar sebesar 1,13 persen. Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 0,70 persen. Selanjutnya, industri informasi dan komunikasi serta konstruksi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,53 persen dan 0,47 persen.
Secara lebih rinci, industri pengolahan didukung oleh sektor makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 6,15 persen. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan baik domestik maupun luar negeri. Contohnya, produk crude palm oil (CPO), minyak goreng, minuman, dan makanan lainnya mengalami peningkatan permintaan.
Selain itu, industri logam dasar mengalami pertumbuhan sebesar 14,91 persen. Peningkatan ini didorong oleh permintaan luar negeri, seperti produk besi dan baja. Sementara itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh sebesar 9,39 persen.
Kontribusi Komponen Pengeluaran
Edy menjelaskan bahwa komponen pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga. Kontribusi dari sektor ini mencapai 54,25 persen. Pada triwulan II 2025, konsumsi rumah tangga tumbuh cukup kuat, yaitu sebesar 4,97 persen. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap kuat.
Dari sumber pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 2,64 persen dari total pertumbuhan 5,12 persen. Selain itu, pertumbuhan juga didukung oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dengan kontribusi sebesar 2,06 persen dan net ekspor sebesar 0,22 persen.
Faktor Penunjang Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga terus meningkat seiring dengan meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas. Kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena aktivitas pariwisata selama periode libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) dan libur sekolah.
Mobilitas masyarakat yang meningkat juga mendorong peningkatan konsumsi untuk transportasi dan restoran. Hal ini menunjukkan bahwa sektor jasa dan kebutuhan sehari-hari tetap menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.